Siasati Anak Minum Susu Saat Sarapan untuk Asupan Mikronutrien yang Optimal

Jumat 08 Nov 2024 - 15:45 WIB
Reporter : Muhammad Akta
Editor : Muhammad Akta

JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO– Survei The South East Asian Nutrition Surveys (SEANUTS) II mengungkapkan bahwa konsumsi susu saat sarapan memiliki hubungan erat dengan peningkatan kualitas diet anak, terutama dalam memenuhi kebutuhan mikronutrien seperti kalsium dan vitamin D.
Peneliti utama SEANUTS II, Prof. Dr. dr. Rini Sekartini, Sp.A (K), yang juga Guru Besar di Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI), menjelaskan bahwa orang tua perlu menyiasati anak agar mengonsumsi susu saat sarapan untuk memastikan pemenuhan kebutuhan mikronutrien yang esensial.
"Anak-anak yang mengonsumsi susu pada saat sarapan cenderung memiliki asupan mikronutrien yang lebih tinggi, terutama kalsium dan vitamin D," kata Prof. Rini dalam Media Scientific Workshop SEANUTS II di Jakarta.
Studi ini menyoroti bahwa anak-anak Indonesia yang mengonsumsi susu saat sarapan dapat memperoleh asupan harian vitamin D yang 4,4 kali lebih tinggi dan kalsium 2,6 kali lebih tinggi dibandingkan anak yang tidak mengonsumsi susu saat sarapan.

Produk susu yang dimaksud tidak hanya terbatas pada susu cair atau bubuk, tetapi juga mencakup produk susu hewani lainnya seperti yogurt dan keju, dengan ketentuan satu porsi per hari.
Temuan ini diharapkan dapat menjadi dorongan bagi pemerintah, tenaga kesehatan profesional, serta keluarga untuk lebih mengedepankan konsumsi susu sebagai bagian dari sarapan anak.

Prof. Rini menekankan pentingnya minum susu minimal satu kali sehari, terutama di pagi hari, untuk membantu pemenuhan kebutuhan nutrisi anak yang mendukung pertumbuhannya.
Hasil survei SEANUTS juga menunjukkan bahwa meskipun 28 persen anak di Indonesia mengonsumsi sarapan, hanya 16 persen di antaranya yang meminum susu atau produk dairy sebagai bagian dari menu sarapan utama.

Rini menyebutkan bahwa kebiasaan tidak memberikan susu pada anak setelah usia dua tahun masih umum terjadi di Indonesia, dengan banyak orang tua yang beranggapan bahwa anak sudah cukup mendapatkan nutrisi dari makanan sehari-hari.
“Padahal, konsumsi susu pada anak usia lebih muda masih lebih tinggi, terutama pada anak di bawah dua tahun. Faktor ketersediaan susu di daerah pedesaan serta keterbatasan pendapatan juga menjadi alasan mengapa anak-anak di atas dua tahun jarang mengonsumsi susu,” ujar Prof. Rini.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa untuk pemenuhan mikronutrien, orang tua perlu fokus pada pemenuhan kalsium dan vitamin D.

Menurutnya, sumber terbaik yang mudah didapatkan untuk kedua mikronutrien tersebut adalah susu.

Untuk vitamin C, kolin, dan DHA, orang tua bisa memanfaatkan berbagai lauk-pauk, tetapi kalsium dan vitamin D lebih efektif didapatkan melalui susu.
"Menambahkan susu dalam sarapan anak adalah cara yang paling sederhana dan efektif untuk memastikan kebutuhan kalsium dan vitamin D mereka terpenuhi," tutup Prof. Rini. (*)

Kategori :