Menikmati Sunset Hingga Wisata Religi

Sabtu 09 Nov 2024 - 10:37 WIB
Editor : Adriansyah

Menurutnya, panorama sunset di Pantai Loang Balok sangat memukau karena berada di Selat Lombok. Dari tempat ini Gunung Agung di Pulau Bali juga bisa terlihat dengan jelas bila tidak tertutup awan. Apalagi, bila Matahari mulai tenggelam, semakin menambah eksotis kawasan wisata pantai itu.

Data Dinas Pariwisata Kota Mataram mencatat, jumlah kunjungan di Taman Loang Baloq setiap hari mencapai 300-500 pengunjung, sedangkan pada akhir pekan bisa mencapai 1.000-1.500 orang.

Wisata Religi

Selain menawarkan wisata alam, kawasan Loang Baloq juga menyuguhkan wisata sejarah dan religi Makam Keramat Loang Baloq. Lokasinya berada di seberang jalan atau sisi timur pantai.

Ada tiga makam yang dikeramatkan, yaitu Maulana Syeikh Gauz Abdurrazak, Datuk Laut, dan makam Anak Yatim. Ketiga makam itu selalu ramai dikunjungi masyarakat yang datang untuk berziarah dan berdoa.

Ketiga makam itu diapit oleh pohon beringin yang menjulang tinggi besar. Di dalam areal makam terdapat fasilitas mushala dan toliet serta tempat peristirahatan bagi para peziarah.

Menurut penjaga makam, setiap hari tempat itu selalu dikunjungi peziarah. Pada Sabtu dan Minggu, jumlah peziarah bisa mencapai ratusan orang. Bahkan, pada hari-hari besar Islam, jumlahnya bisa sampai seribuan orang atau lebih.

Para peziarah ini, tidak hanya warga Kota Mataram atau Pulau Lombok pada umumnya, tetapi juga dari luar Provinsi NTB, seperti Jawa, Sumatera, Sulawesi, dan Kalimantan, termasuk dari mancanegara.

Untuk wisatawan mancanegara yang datang berkunjung, biasanya 5 sampai 10 orang. Mereka datang rata-rata ditemani pemandu wisata.

Keberadaan dua objek wisata Pantai Loang Baloq dan Makam Loang Baloq ini berdampak pada terdongkraknya perekonomian warga setempat. Di sepanjang areal menuju pantai dan makam berjejer puluhan lapak pedagang, baik yang berada di sisi kanan dan kiri jalan raya. Lapak-lapak pedagang ini rata-rata terbuat dari bambu maupun kayu.

Tidak hanya di luar areal menuju pantai dan makam, para pedagang juga menjajakan jualannya hingga areal dalam pantai. Menu yang ditawarkan cukup beragam, mulai makanan ringan, kopi, es kelapa, dan lain-lain. Untuk lapak pedagang yang berada di pinggir jalan utama menuju pantai dan makam, rata-rata menjual menu makanan dari hasil laut, seperti ikan bakar, kepiting, cumi, dilengkapi pelecing kangkung, dengan minuman es kelapa.

Nuraini, salah satu pedagang makanan, mengaku bisa mendapat keuntungan sekitar Rp200 ribu hingga Rp300 ribu per hari. Biasanya, Nuraini membuka lapak mulai dari sekitar pukul 5:00 dan tutup pada pukul 18:00.

Tidak hanya Nuraini, masyarakat setempat juga merasakan dampak dari hidupnya wisata di daerah tersebut, terutama untuk menopang ekonomi keluarga, sebagaimana juga diakui Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Taman Loaq Baloq, Thamrin.

Sebelum kawasan Loang Baloq menjadi seperti saat ini, rata-rata mata pencarian warga sekitar, khususnya kaum laki-laki, adalah nelayan, sedangkan untuk perempuan berdagang ikan hasil tangkapan para nelayan.

Semenjak kawasan itu direvitalisasi oleh pemerintah, para nelayan yang tadinya hanya melaut, kini juga ikut berjualan dengan membuka lapak-lapak, baik di dalam kawasan maupun di luar, utamanya di jalan utama menuju objek tersebut.

Dari catatan pokdarwis setempat, setidaknya ada 115 lapak pedagang yang berjualan kuliner di tempat itu, yang 90 persen pelakunya adalah warga sekitar. Jadi setelah menangkap ikan, para nelayan langsung menjual hasilnya lewat kaum perempuan.

Kategori :

Terkini

Minggu 22 Dec 2024 - 22:54 WIB

Dewan Ingatkan BKPSDM

Minggu 22 Dec 2024 - 22:52 WIB

Sekda Buka Rakor Natura

Minggu 22 Dec 2024 - 22:51 WIB

Pendaftaran P3K Dibuka Akhir Desember

Minggu 22 Dec 2024 - 22:49 WIB

134 Personil Amankan Natura

Minggu 22 Dec 2024 - 22:48 WIB

Konflik Lahan Berakhir Damai