Kedua pembalap itu mengenakan topi anyaman purun. Mereka saling serang menggunakan tongkat rotan dengan perlindungan tameng yang dicat warna merah-putih. Raut gembira terpancar dari wajah Vinales dan Lopez.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Nusa Tenggara Barat Aidy Furqan mengungkapkan bahwa industri pariwisata mempengaruhi perkembangan peresean, sehingga tradisi itu kini kental dengan muatan seni.
Pertunjukan peresean saat ini lebih condong kepada keindahan gerakan, bukan lagi semata-mata pada aspek keahlian, keterampilan, dan kapabilitas petarung.
Sejak 2021, Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat mengadopsi peresean ke dalam gerakan senam tradisional yang disebut "Gemar Gatra" sebagai upaya pelestarian terhadap seni pertunjukan tersebut.
Peresean menjadi atraksi wisata yang potensial untuk mendatangkan wisatawan, mengingat Pulau Lombok telah ditetapkan sebagai tujuan wisata superprioritas. Oleh karena itu, kegiatan pengembangan pariwisata di Pulau Lombok harus memperhatikan aspek berkelanjutan yang mempertimbangkan dampak ekonomi, sosial, dan lingkungan. (ant)