Sektor Batu Bara Sumbang 4% PDRB Jambi

Kamis 28 Nov 2024 - 20:57 WIB
Reporter : Bakar
Editor : Adriansyah

Hasil FGD Model Pemberdayaan Masyarakat Lingkar Tambang 

JAMBI, JAMBIEKSPRES.CO - Focus Group Discussion (FGD) bertajuk “Model Pemberdayaan Masyarakat Lingkar Tambang Batu Bara dalam Meningkatkan Kesejahteraan di Provinsi Jambi” berlangsung di Aula Pascasarjana Universitas Jambi pada Kamis (28/11/2024). Acara ini dihadiri oleh perwakilan dari ESDM Provinsi Jambi, akademisi, peneliti, media serta perwakilan masyarakat sekitar tambang.

Penelitian ini berfokus pada evaluasi model pendekatan yang telah diterapkan dalam mengatasi permasalahan masyarakat di sekitar tambang batu bara, sekaligus mengusulkan solusi yang lebih relevan dan efektif. Industri batu bara, khususnya di Jambi, memberikan kontribusi positif terhadap perekonomian daerah, dengan sumbangan hampir 4% terhadap Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Jambi. Namun, manfaat ini sesungguhnya masih bisa dioptimalkan sehingga juga dirasakan oleh Masyarakat. Selama ini, meski sudah ada, namun belum sepenuhnya dirasakan oleh masyarakat sekitar, terutama karena masih banyak dampak negatif yang terjadi.

Kerusakan lingkungan menjadi salah satu masalah utama yang muncul akibat aktivitas tambang. Selain itu, aktivitas ini juga berdampak kepada kesehatan Masyarakat akibat dari terganggunya dan kerusakan lingkungan. Infrastruktur di sekitar tambang sering kali tidak memadai atau mengalami penurunan kualitas. Ketimpangan ekonomi pun terlihat jelas, di mana kontribusi besar sektor batu bara tidak secara merata mendukung masyarakat lokal. Dalam bidang pendidikan, dampaknya juga minim, meskipun sekolah-sekolah ada di sekitar lokasi, dukungan seperti beasiswa atau fasilitas pendidikan berkualitas masih sangat terbatas. Tak heran, masih banyak masyarakat sekitar yang apatis terhadap keberadaan tambang.

Melalui kajian ini, yang melibatkan masyarakat sekitar tambang, ditemukan bahwa bantuan sosial yang diberikan oleh perusahaan umumnya bersifat sporadis, tidak terencana, tidak sistematis, dan tidak berkelanjutan. Akibatnya, manfaat yang dirasakan masyarakat cenderung sementara dan tidak memberikan dampak nyata dalam jangka panjang. 

BACA JUGA:Darurat Jembatan Aur Duri 1 Pasca Ditabrak Tongkang, Stop Dulu Batu Bara Lewat Sungai

BACA JUGA:Ada Tumpahan Minyak Tongkang Batu Bara, Intake PDAM Stop Operasi

Sebagai solusi, penelitian ini mengusulkan sebuah model pendekatan baru yang didasarkan pada kajian akademis menyeluruh, melibatkan berbagai instrumen analisis, dan memprioritaskan sepuluh langkah strategis. Model ini dirancang untuk memberikan dampak nyata dan berkelanjutan bagi masyarakat, dengan fokus pada peningkatan kualitas hidup, pemerataan manfaat ekonomi, dan pengelolaan dampak lingkungan yang lebih baik.

Direktur Pascasarjana Unja, Prof. Haryadi yang menjadi pemateri dalam FGD tersebut menyebutkan, berbagai isu strategis terkait keberadaan tambang batu bara di Provinsi Jambi dari penelitian yang telah dilakukan, termasuk menganalisis dampaknya terhadap masyarakat sekitar. Penelitian ini juga mengeksplorasi sejauh mana bantuan yang diberikan perusahaan tambang dirasakan manfaatnya oleh masyarakat, sekaligus mencari strategi efektif agar keberadaan tambang dapat memberikan dampak positif yang berkelanjutan.

Dari penelitian yang telah dilakukan, terungkap bahwa keberadaan tambang batu bara memang telah memberikan dampak positif seperti peningkatan Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) dan penyerapan tenaga kerja (meski lapangan kerja itu terkadang cenderung cenderung tersedia untuk pekerja.buruh kasar). Namun, dampak positif ini belum sepenuhnya dirasakan secara merata oleh masyarakat sekitar. Sebaliknya, berbagai dampak negatif malah dirasakan, seperti kerusakan infrastruktur, pencemaran lingkungan akibat limbah tambang, hilangnya habitat satwa, hingga ketergantungan ekonomi masyarakat pada aktivitas tambang. "Jalan-jalan di sekitar tambang rusak parah karena aktivitas pengangkutan, sementara kualitas air dan udara semakin menurun. Hal ini menunjukkan perlunya solusi yang lebih terstruktur untuk meminimalkan dampak negatif tambang, kondisi ini bahkan semakin diperparah oleh Sebagian bekas Lokasi rambang yang tidak mengalami reklamasi" ujar Prof. Haryadi.

Selain itu, perubahan struktur sosial dan ketimpangan ekonomi juga menjadi isu yang disoroti. Meskipun pendapatan masyarakat meningkat, kualitas lingkungan dan kesehatan mereka justru menurun. Para peserta FGD pun sepakat bahwa diperlukan model pemberdayaan masyarakat yang tepat dan berkelanjutan. 

Sementara itu, Hutwan Syarifuddin, salah seorang guru besar UNJA juga menilai bahwa tambang batu bara di Provinsi Jambi memang dapat memberikan dampak signifikan baik secara positif maupun negatif. Untuk itu, diperlukan model pemberdayaan masyarakat yang lebih adaptif dan berkelanjutan, yang mampu mengatasi dampak sosial, ekonomi, dan lingkungan. “Model akan dihadirkan melalui Pascasarjana UNJA diharapkan menjadi solusi yang mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara lebih merata dan berkelanjutan. Saya sangat pendukung apa yang dilakukan oleh tim peneliti yang diketuai oleh Prof. Haryadi," imbuhnya. (*)

Kategori :