Ikut Pulau Maratua Sebagai Destinasi Wisata Unggulan

Senin 09 Dec 2024 - 20:33 WIB
Editor : Adriansyah

Puan Pulau Maratua yang Semakin Berdaya

Dari rumah sederhana di Kampung Bohe Silian, berbagai macam kudapan yang menjadi oleh-oleh khas dari Pulau Maratua, Kabupaten Berau, diproduksi. Seperti apa ceritanya?

---

KUDAPAN itu di antaranya keripik pisang, sarang semut, sirop daun kemangi, abon ikan, dan berbagai bentuk kerupuk ikan. Produk itu berjejer di etalase rumah produksi kelompok Mentari Bohe Silian.

Kelompok Mentari digawangi lima perempuan para istri nelayan yang dulu hanya menunggu suami mereka pulang dari melaut, kini mereka berani memiliki mimpi-mimpi besar.

Pada dinding di sudut rumah itu, tampak gambar kapal yang tertempel kertas warna-warni berisikan harapan Sarawati, Erna Puspita, Peni Sartika, Endang, dan Yusnia. Ada yang menulis ingin umroh, jalan-jalan bersama keluarga atau bermimpi mempunyai toko oleh-oleh.

Mereka bukan perempuan biasa. Bukan saja menggarap kudapan yang nantinya jadi tentengan buah tangan para wisatawan, namun mereka juga para puan yang ingin Kampung Bohe Silian ikut andil memajukan Pulau Maratua sebagai destinasi wisata unggulan.

BACA JUGA:Pemkab Batanghari Bangun Pusat Oleh-Oleh

BACA JUGA:Adila Pusatnya Oleh-oleh Khas Jambi

Kampung Bohe Silian, salah satu dari empat kampung di Kecamatan Maratua, menghadap timur laut di lokasi yang kurang strategis dan belum memiliki objek wisata.

Meskipun kurang potensial di bidang wisata, Kampung Bohe Silian merupakan kampung perikanan budi daya sebagaimana ditetapkan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).

“Kalau mau mengejar objek wisata, di sini sulit dan kurang potensial. Kita cari peluang. Di kampung sana ada objek wisata yang banyak. Lalu kalau turis jalan-jalan ke Kampung Bohe silian, yang terkenal apa?,” ujar Erna mewakiliki Kelompok Mentari Bohe Silian, mengisahkan awal usahanya.

Selain mengolah ikan menjadi berbagai jenis makanan, kelompok yang terbentuk sejak tahun 2018 itu juga menggarap hasil bumi yang ada di sekitar mereka seperti pisang, singkong, dan daun kemangi.

Sebelum era pandemi, mereka hanya mengembangkan produk seperti abon ikan dan amplang, makanan dari hasil olahan ikan. Efek pandemi menghantam perekonomian keluarga mereka yang masih bergantung pada penghasilan suami dari melaut. Dari situ para perempuan ini sadar, harus turut berperan menambah pendapatan keluarga.

Berkat ketekunan, kini omzet Kelompok Mentari terus meningkat. Pada tahun 2022 tercatat penghasilan mereka sekitar Rp14 juta per bulan, sekarang menembus Rp30 jutaan. Bisnis mereka pun semakin berkembang, dengan menjadi distributor hingga ke luar Pulau Maratua. Kelompok ini juga telah menginspirasi banyak perempuan di Maratua untuk mengikuti jejak mereka.

Kategori :