JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO– Ketua Komisi VII DPR RI, Saleh Partaonan Daulay, menyatakan pentingnya melibatkan generasi muda dalam pengembangan ekonomi kreatif berbasis warisan budaya yang telah diakui UNESCO, yaitu kebaya, kolintang, dan Reog Ponorogo.
"Pemerintah daerah dapat mengembangkan sentra-sentra warisan budaya ini dengan merekrut anak muda untuk berlatih, belajar, serta mempraktekkan dan mengembangkan kebudayaan tersebut," ujar Saleh saat dihubungi ANTARA.
Saleh menekankan bahwa keterlibatan anak muda memungkinkan terciptanya kreativitas baru yang relevan dengan zaman.
Program pelatihan seperti pembuatan kebaya, bermain kolintang, atau mengenal seni Reog Ponorogo perlu dilakukan secara berkelanjutan, agar warisan budaya ini tetap menarik dan relevan bagi generasi muda.
Pembinaan dan sosialisasi, menurut Saleh, harus dilakukan di tingkat lokal oleh pemerintah daerah asal warisan budaya tersebut. Lebih jauh, sosialisasi ini perlu mencapai skala nasional hingga regional Asia, bahkan internasional.
"Ketika sosialisasi dilakukan secara luas, dampaknya bisa besar. Orang akan tertarik, datang berkunjung, dan itu akan mendorong pengembangan ekonomi kreatif di daerah asal warisan budaya tersebut," jelas Saleh.
Saleh menambahkan bahwa warisan budaya ini memiliki potensi ekonomi yang besar jika masyarakat mampu melihat nilai komersialnya.
Contohnya adalah memproduksi cendera mata seperti miniatur kolintang atau Reog Ponorogo, serta menjual model kebaya dengan desain yang modern namun tetap mempertahankan ciri khas budaya.
Saleh optimis, dengan perhatian besar pada pengembangan potensi ekonomi kreatif, warisan budaya Indonesia dapat semakin dikenal di kancah dunia. "Ini bukan hal mustahil, asalkan kita serius mengembangkan potensi yang ada," tegasnya.
Melalui langkah-langkah strategis ini, kebaya, kolintang, dan Reog Ponorogo diharapkan tidak hanya menjadi simbol kebanggaan budaya, tetapi juga pendorong utama dalam pertumbuhan ekonomi kreatif Indonesia. (*)