Terjadinya erupsi ini membuat tim SAR gabungan kembali harus waspada sehingga terjadi penundaan proses evakuasi korban erupsi, yang masih terjebak di sekitar puncak gunung.
PGA juga mencatat hasil pengamatan meteorologi berupa cuaca berawan, mendung, dan hujan. Angin bertiup lemah ke arah timur, tenggara, dan barat daya.
Suhu udara 23,1-26,6 derajat Celsius dengan kelembaban udara 64,3-84,2 persen, dan tekanan udara 681,2-682,2 mmHg. Sementara volume curah hujan 0,14 mm per hari.
Sementara untuk visual, kata dia, gunung jelas hingga kabut 0-III. Asap kawah bertekanan sedang teramati berwarna kelabu dan hitam dengan intensitas tebal dan tinggi 400-800 meter di atas puncak kawah.
Gunung Marapi berada di Level II, Waspada, dengan rekomendasi masyarakat di sekitar Gunung Marapi dan pengunjung wisatawan tidak diperbolehkan mendaki gunung pada radius tiga kilometer dari kawah puncak.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Agam, Sumatera Barat mengimbau agar warga mengurangi aktivitas luar rumah seiring hujan abu vulkanik Gunung Marapi masih terjadi pada beberapa wilayah itu.
"Sampai hari ini masih ada hujan abu, hanya hujan abu, kerikilnya sudah tidak ada," ujar Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Agam Bambang Wasito dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa.
Ia mengemukakan wilayah yang masih terdampak hujan abu vulkanik di beberapa kecamatan, yaitu Kecamatan Canduang, Sungai Pua, Ampek Angkek, dan Kecamatan Malalak.
Ia mengatakan meski terdampak hujan abu vulkanik, warga yang berada di empat kecamatan itu belum ada yang mengungsi.
Ia mengatakan Pemkab Agam terus mengimbau warga menggunakan masker apabila akan melakukan aktivitas di luar rumah agar tidak berdampak pada kondisi kesehatan.
Ia menambahkan Pemkab Agam didukung Pemerintah Provinsi Sumatra Barat juga telah mengaktifkan dan menyiagakan pusat kesehatan apabila ada warga yang kesehatannya terdampak akibat aktivitas vulkanik Gunung Marapi.
Pusat kesehatan tersebut disiagakan pada puskesmas-puskesmas sekitar dan satu pusat kesehatan yang berdekatan dengan pos komando (posko) penanganan darurat erupsi Gunung Marapi. Posko ini berada di Kantor Walinagari Batupalano, Kecamatan Sungai Pua.
Ia mengimbau warga untuk tidak melakukan aktivitas di dalam radius tiga km dari puncak kawah, mengingat level aktivitas vulkanik Gunung Api Marapi yang masih berada pada level II atau waspada.
"Warga yang mengungsi sampai saat ini alhamdulillah masih nihil. Pemerintah Kabupaten Agam mengaktifkan dan menyiagakan pusat kesehatan di puskesmas-puskesmas dan satu yang berdekatan dengan posko penanganan darurat di Kantor Walinagari Batupalano selama 24 jam," tuturnya.
Bambang menyampaikan Tim Disaster Victim Identification (Tim DVI) telah berhasil mengidentifikasi korban meninggal dunia sebanyak lima orang. Sementara 18 orang lainnya masih dalam pencarian dan pertolongan.