JAMBI - Merujuk rilis Indeks Harga Konsumen (IHK) Badan Pusat Statistik (BPS), secara bulanan IHK gabungan Kota Jambi dan Kabupaten Bungo pada Bulan November 2023 mengalami inflasi sebesar 0,79% (mtm). Capaian tersebut lebih tinggi dibandingkan periode Bulan Oktober 2023 yang tercatat inflasi sebesar 0,44% (mtm).
Nilai tersebut juga lebih tinggi dibandingkan laju inflasi nasional yang mengalami inflasi sebesar 0,38% (mtm). Adapun jenis barang/jasa yang mendorong inflasi antara Iain cabai merah, ikan nila, cabai rawit, bawang merah, dan angkutan udara.
Kepala Perwakilan BI Provinsi Jambi, Hermanto melalui siaran rilisnya mengatakan, berdasarkan realisasi tersebut, inflasi gabungan Kota Jambi dan Kabupaten Bungo tercatat sebesar 3,75% (yoy), inflasi tahunan (yoy) Kota Jambi dan Kabupaten Bungo masing-masing menempati peringkat ke 14 dan 31 dari 90 kota pemantauan inflasi nasional.
“Kemarau panjang yang terjadi sebagai imbas masuknya EI Nino masih berdampak terhadap belum maksimalnya produksi aneka cabai, seperti cabai merah dan cabai rawit sehingga menurunkan jumlah pasokan dan mendorong peningkatan harga. Kondisi harga dengan kecendrungan tren yang meningkat, mendorong petani untuk menunda panen cabai agar tumbuh lebih besar dan mencapai tingkat kematangan yang lebih baik sehingga dapat memaksimalkan pendapatan,” katanya.
Sejalan dengan produksi aneka cabai yang tertahan, berakhirnya periode puncak panen raya bawang merah di beberapa daerah sentra produksi antara Iain Sumatera Selatan dan Lampung berdampak terhadap peningkatan harga akibat mulai terbatasnya pasokan. Selanjutnya, berkurangnya debit air di sepanjang alur sungai Batanghari sebagai dampak kekeringan berkepanjangan mengakibatkan meningkatnya tingkat kematian ikan di keramba sehingga menurunkan jumlah pasokan dan menambah tekanan harga ikan nila. Sementara itu, harga avtur yang relatif stabil tinggi berdampak kepada masih berlanjutnya penyesuaian tarif angkutan udara yang naik secara bertahap.
Di sisi Iain, inflasi yang lebih tinggi tertahan oleh penurunan harga daging ayam ras, semen, bensin, bawang putih dan telepon seluler. Penurunan harga daging ayam ras disebabkan oleh pasokan live bird di tingkat peternak yang over-supply. Sementara itu, harga bawang putih stabil cenderung turun didukung oleh terjaganya pasokan seiring realisasi impor yang terus berjalan.
Adapun rincian perkembangan inflasi di Provinsi Jambi adalah Kota Jambi mengalami inflasi 0,79% (mtm), tahun berjalan inflasi sebesar 3,01 % (ytd), tahunan sebesar Inflasi 3,82% (yoy). Cabai merah menjadi komoditas penyumbang inflasi terbesar di Kota Jambi dengan andil sebesar 0,52%. Diikuti Oleh komoditas Iain seperti ikan nila (andil 0, 10%), angkutan udara (andil 0,07%), cabai rawit (andil 0,07%) dan bawang merah (andil 0,06%). Di Sisi Iain, inflasi lebih tinggi tertahan oleh penurunan daging ayam ras (andil -0,16%) diikuti komoditas semen (andil -0,03%), bensin (andil 0,02%), air kemasan (andil -0,02%) dan telepon selular (andil -0,01 0/0).
Di Kabupaten Bungo mengalami inflasi bulanan sebesar 0,81 % (mtm), tahun berjalan inflasi sebesar 2,53 % (ytd), dan tahunan inflasi sebesar 3,23% (yoy). Untuk kabupaten Bungo cabai merah merupakan komoditi penyumbang inflasi terbesar dengan andil sebesar 0,49%. Diikuti oleh komoditas lain yaitu bawang merah (andil 0,16%), cabai rawit (andil 0,14%), beras (andil 0,14%) dan emas perhiasan (0,10%). Namun demikian inflasi yang lebih tinggi tertahan oleh penurunan harga daging ayam ras (andil -0,08%), bahan bakar rumah tangga (andil -0,07%), telur ayam ras (andil -0,04%), minyak goreng (andil -0,03%) dan besi beton (andil 0,02%).
Mencermati perkembangan terkini, pada bulan Desember 2023 diperkirakan akan kembali terjadi inflasi. Inflasi didorong oleh harga aneka cabai yang bertahan pada level tinggi akibat belum pulihnya pasokan. Penyesuaian tarif PDAM rumah tangga kelas 1 yang pada bulan Desember 2023 diperkirakan mendorong peningkatan inflasi di kelompok administered price. Sementara iłu, sebagaimana pola musim hari raya Natal dan tahun baru dimana terdapat peningkatan mobilitas masyarakat berpotensi mendorong peningkatan tarif angkutan udara (terutama apabila terdapat kebijakan peningkatan tarif batas atas angkutan udara).
“Dalam rangka memitigasi risiko dimaksud, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi terus melanjutkan sinergi dengan pemerintah daerah melalui TPID dan Tim Satgas Pangan serta melanjutkan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) untuk menjaga keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, dan komunikasi yang efektif terkait perkembangan inflasi,” imbuh Hermanto. (*/kar)