Era Baru Timnas Indonesia di Tangan Patrick Kluivert

Selasa 14 Jan 2025 - 20:58 WIB
Editor : Jurnal

JAKARTA - Datangnya Patrick Kluivert pada Sabtu (11/1) menandai era baru timnas Indonesia. Setelah lima tahun level timnas Indonesia diangkat oleh Shin Tae-yong, tongkat estafet diserahkan kepada Kluivert yang mempunyai nama besar di dunia sepak bola karena pernah menjadi striker Ajax Amsterdam, AC Milan, dan FC Barcelona.

Minggu (12/1), Kluivert dikenalkan oleh PSSI di Hotel Mulia, Jakarta, pukul 16.00 WIB. Kehadirannya ditemani oleh satu asistennya, Denny Landzaat yang tiba di Indonesia bersamanya. Sementara Alex Pastoor, pelatih 58 tahun itu belum tiba di tanah air.

Kurang lebih 200 awak media menyaksikan perkenalan pertama Kluivert kepada publik. Ia diberi belasan pertanyaan mulai dari bagaimana menangani tekanan dari suporter, apa filosofi sepak bolanya, bagaimana cerita awalnya bertemu dengan Erick Thohir, bagaimana pandangannya pada pemain-pemain diaspora, siapa pemain lokal favoritnya, sampai bagaimana memenangkan hati fans Indonesia yang sudah terlanjur cinta dengan Shin.

Malam harinya, Kluivert dan Erick makan malam bersama lima pemain timnas Indonesia yang bermain di dalam negeri. Lima pemain itu adalah Rizky Ridho, Muhammad Ferarri, dan Witan Sulaeman dari Persija Jakarta, serta Egy Maulana Vikry dan Ricky Kambuaya dari Dewa United.

Kemudian, legenda sepak bola Belanda itu berkeliling melihat sejumlah fasilitas yang digunakan tim Garuda, termasuk Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK). Dalam hari yang sama, ia juga bertemu dengan Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora) Dito Ariotedjo.

Kluivert dikontrak dengan durasi dua tahun dengan opsi perpanjangan. Ia membawa Alex Pastoor dan Denny Landzaat sebagai asisten pelatihnya.

Setelah menandatangani kontrak, target besar di depan mata Kluivert. Piala Dunia 2026 menjadi impian mulia rakyat Indonesia. Dan Kluivert diminta mewujudkannya di tengah pengalamannya sebagai pelatih kepala yang kurang meyakinkan. Bahkan, terkesan tak lebih dari juru taktik sebelumnya, Shin Tae-yong.

Untungnya, Kluivert sadar bahwa karier kepelatihannya tak sementereng seperti saat ia menjadi pemain. Sejak pensiun pada 2008, karier melatihnya sebagai pelatih utama cuma terjadi di dua tim. Itu terjadi di klub Turki Adana Demirspor dan timnas Curacao selama dua periode yang hasilnya tak memuaskan sama sekali.

Bisa dibilang, Kluivert gagal mengangkat dua tim tersebut walaupun ia pernah menimba ilmu dari Louis van Gaal saat menjadi asisten pelatih di timnas Belanda selama dua tahun.

Oleh karena itu, guna memperbaiki namanya di dunia kepelatihan, ia membutuhkan orang yang tepat untuk membantunya. Dipilihlah Alex Pastoor dan Denny Landzaat sebagai asisten pelatihnya.

Kluivert, Pastoor, dan Landzaat adalah formasi tim kepelatihan yang ideal menurut PSSI. Secara kultur, ketiga pelatih ini memiliki latar belakang yang sama karena sama-sama kelahiran Amsterdam. Kolaborasi itu dirasa melengkapi satu sama lain untuk menggaransi mimpi Indonesia bermain di Piala Dunia 2026.

Dengan nama besar di dunia sepak bola sebagai striker top, Kluivert dinilai mampu memberi kehangatan di ruang ganti tim Garuda. Nama besarnya diharapkan mampu mendapatkan respect dan dapat meredam ego dari para pemain Indonesia.

Ini menjadi krusial bagi PSSI karena Erick Thohir menyebut ada "dinamika" di tim internal timnas kala masih dipimpin Shin Tae-yong sebelum laga melawan Cina pada Oktober lalu.

Urusan taktik, Pastoor dirumorkan akan menjadi otak utama pola permainan timnas Indonesia. Pengalamannya yang lebih 20 tahun di dunia kepelatihan menjadi modal berharga karena berbagai dinamika melatih pasti sudah dirasakan pria 58 tahun tersebut.

Lebih dari 450 pertandingan bersama tujuh klub pernah dipimpin oleh Pastoor. Pendapatan poinnya per pertandingan adalah 1,3 poin per laga. Jumlah ini lebih baik dari Kluivert yang menghasilkan 1,2 poin dari 34 pertandingan.

Kategori :