JAMBI, JAMBIEKSPRES.BACAKORAN.CO - Dalam menghadapi risiko kebakaran, Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Jambi menghadapi tantangan serius terkait minimnya hydrant yang aktif di Kota Jambi.
Dari total 289 hydrant yang dimiliki, hanya 38 yang masih aktif dan bisa dioperasikan. Kondisi ini membuat pihak Damkar harus menurunkan minimal empat armada sekaligus dalam setiap kejadian kebakaran guna memastikan pasokan air yang memadai.
Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Jambi, Mustari, mengungkapkan bahwa langkah ini diambil untuk meminimalisir risiko kekurangan pasokan air selama proses pemadaman.
Menanggapi keadaan ini, pihak dinas telah berkoordinasi dengan instansi terkait, seperti PUPR dan Perumdam Tirta Mayang, untuk meningkatkan jumlah hydrant perkotaan.
BACA JUGA:Kasus Kebakaran di Tanjabbar Menurun, Rata-rata Dipicu Korsleting Listrik
BACA JUGA:Puntung Rokok Jadi Penyebab Kebakaran di Jakbar
"Hal ini menjadi penting karena kondisi kolam retensi dan sumber air di dalam kota sangat terbatas," kata Mustari.
Saat ini, dinas pemadam kebakaran hanya memiliki 15 unit armada untuk mengatasi kejadian kebakaran di Kota Jambi.
Kata Mustari, pentingnya memiliki armada pemadam yang dilengkapi dengan tangga, mengingat pertumbuhan kota yang pesat dengan banyak gedung bertingkat.
Meskipun gedung-gedung di Kota Jambi sudah banyak yang melebihi lima lantai, armada pemadam berbentuk tangga belum tersedia. Hal ini menunjukkan perlunya peningkatan fasilitas pemadam kebakaran guna menjaga keselamatan dan kesiapan dalam mengatasi kejadian darurat.
BACA JUGA:Tangani 99 Kasus Kabakaran, Damkar Batanghari Akui Total Keurigian Capai Rp1,8 Miliar
"Sudah banyak gedung yang tinggi, ada yang 16 lantai, atau kurang lebih ketinggian 45 meter. Kita antisipasi, jika nanti ada kejadian, dari segi peralatan kita siap," pungkasnya. (*)