DEPOK - Guru besar Fakultas Ilmu Komputer (Fasilkom) Universitas Indonesia (UI) Prof Dr Indra Budi S Kom M Kom melakukan kajian peran media sosial sebagai upaya dini mencegah terjadinya konflik pada masyarakat.
"Mengingat bahwa konten yang dipublikasikan pengguna di media sosial menggunakan bahasa manusia yang dikenal dengan bahasa alami - natural language - , di mana dalam ilmu komputer, bahasa alami dapat diproses dengan bidang ilmu pemrosesan bahasa alami - natural language processing - ," kata Prof Dr Indra Budi usai dikukuhkan sebagai guru besar UI di Balai Sidang UI Depok, Rabu.
Ia menekankan adanya konflik masyarakat di dunia maya, dapat berpotensi dan berkembang sehingga membuat masalah baru di dunia nyata, seperti perdebatan langsung atau bahkan baku hantam.
Dalam pidato pengukuhannya yang berjudul “Analisis Media Sosial Sebagai Upaya Dini Deteksi Potensi Konflik Masyarakat di Dunia Maya” Prof Indra mengatakan, Pemrosesan bahasa alami memiliki tantangan tersendiri, misalnya keambiguan, struktur gramatikal makna kata serta makna kalimat yang sangat bervariasi. Maka dari itu analisis media sosial diperlukan.
Analisis media sosial dapat diterapkan pada berbagai domain atau bidang, seperti pemerintahan, commerce, dan sosial kemasyarakatan.
Ia menjelaskan, terdapat banyak tantangan ketika misalnya analisis data media sosial bertepatan dengan momentum pesta demokrasi masyarakat Indonesia dalam Pemilihan Umum 2014 lalu.
Platform Twitter (Sekarang X) mengungkap bahwa pemenang pemilu dapat diprediksi dengan menggunakan tugas analisis sentimen.
Selain itu, analisis media sosial juga dapat digunakan untuk melakukan identifikasi ujaran kasar atau ujaran kebencian yang muncul di media sosial, terutama di Twitter.
Menurutnya, dalam pengembangan aplikasi berbasis analisis media sosial perlu digunakan pendekatan ilmu komputer pada umumnya. Namun, secara khusus pendekatan text mining sangat ampuh digunakan dalam mengolah data media sosial untuk mendapatkan insight tertentu.
Hal ini merupakan upaya dini yang dapat dilakukan dalam rangka mencegah terjadinya potensi konflik pada masyarakat di dunia maya dengan akibat adanya penyebaran ujaran kebencian, terlebih saat ini Indonesia sedang memasuki tahun pemilu. (ant)