Kucing-Kucingan Harimau Sumatra itu Berakhir di Kandang Jebak

Kamis 08 Feb 2024 - 20:45 WIB
Editor : Jurnal

Berdasarkan observasi sementara dari penampakan fisiknya, harimau dalam kondisi sehat. Pada bagian luar tubuh juga tidak ditemukan tanda-tanda luka.

Konflik Panjang

Kepala Seksi Konservasi Wilayah I BKSDA Sumbar Antoni Vevri menyatakan konflik harimau sumatra di Kecamatan Tigo Nagari, Kabupaten Pasaman, dengan penduduk sudah terjadi sejak Juni 2023 sampai akhir Januari 2024

Konflik tersebut telah menimbulkan kerugian penduduk. Sebanyak lima sapi lima dan 10 kambing diduga kuat diserang harimau tersebut.

Upaya penanganan telah dilakukan maksimal sesuai standar operasional prosedur (SOP) yang ditetapkan. Penghalauan dan patroli penjagaan sebagai upaya mitigasi kejadian konflik sudah sering di lakukan pada rentang 6 bulan tersebut.

Namun harimau sumatra tersebut masih berkeliaran di sekitar permukiman masyarakat. Kemudian juga dilakukan upaya penanganan intensif sejak 2 Januari 2024, usai mendapatkan laporan bahwa sapi milik warga dimangsa harimau sumatra.

Harimau muncul di beberapa titik dalam nagari atau desa di lingkup Kecamatan Tigo Nagari. Tim melakukan penanganan berupa verifikasi, patroli, hingga penggiringan dengan kamera penjebak maupun drone thermal.

Selain itu, juga melakukan pendampingan terhadap warga untuk memberikan rasa aman. Tim memutuskan untuk memasang tiga kandang jebak guna evakuasi satwa liar itu.

Penanganan itu dilakukan selama 24 jam dengan melakukan isolasi pergerakan satwa pada satu titik di Nagari Binjai semenjak 31 Januari 2024.

Satwa harimau sempat masuk ke kandang jebak, namun lepas kembali pada 2 Februari 2024.

Akhirnya, pada Minggu (4/2) sekitar pukul 05.43 WIB, harimau sumatera berjenis kelamin betina dengan panjang sekitar 160 sentimeter dan berat sekitar 70 kilogram masuk ke kandang jebak.

Konflik harimau sumatra hampir terjadi di seluruh nagari di Nagari Tigo Nagari, Kabupaten Pasaman.

Selama penanganan konflik sejak awal 2024, kemunculan satwa itu sering berpindah-pindah dari satu jorong ke jorong (dusun) lain.

Kepala Resor Konservasi Wilayah I Panti BKSDA Sumbar Ade Putra mengakui satwa buas itu sering berpindah-pindah dari Jambak, Bangih, Tarantang Tunggang, Ladang Panjang, dan daerah lainnya.

Kesimpulan itu berdasarkan laporan jejak kaki satwa dari warga setempat. Bahkan temuan jejak kaki yang ditemukan oleh petugas BKSDA Sumbar.

Dengan kondisi itu, harimau sumatra seperti mengajak "kucing-kucingan" dengan petugas BKSDA Sumbar.

Kategori :