Kedudukan itu tidak bertahan lama. Qatar kembali mendapatkan penalti pada menit ke-70 karena Mahmoud Al Mardi menjatuhkan Almoez Ali. Penalti diberikan wasit setelah melihat tayangan ulang lewat VAR.
Akram Afif kembali maju sebagai eksekutor. Ia menendang bola ke arah yang sama seperti penalti pertama dan kembali sukses menaklukkan Yazeed Abu Laila. Kedudukan menjadi 2-1 untuk Qatar.
Banyaknya momen yang membuat pertandingan terhenti mengakibatkan injury time laga final Piala Asia ini mencapai 13 menit. Saat injury time memasuki menit keempat, Qatar kembali mendapat penalti.
Kali ini Akram Afif dilanggar oleh kiper Yordania, Yazeed Abu Laila. Wasit asal China, Ma Ning memutuskan menunjuk titik putih setelah melihat VAR.
Akram Afif maju sebagai eksekutor dan untuk ketiga kalinya mampu mengecoh Abu Laila dan Qatar pun memperbesar keunggulan menjadi 3-1.
Gol sekaligus menjadi penutup pertandingan ini dan Qatar berhasil menjadi juara Piala Asia 2023 di kandang sendiri.
Kemenangan atas Yordania dalam final Piala Asia 2023 malam Minggu tadi yang juga sukses mempertahankan gelar turnamen ini yang sebelumnya didapatkan dari edisi 2019 turnamen itu, adalah pembuktian untuk kualitas tim sekaligus penebusan untuk catatan buruk bagi Qatar.
Pembuktian bahwa mereka masih menjadi tim terbaik, atau paling tidak salah satu yang terbaik di Asia.
Sukses di Stadion Lusail pada Sabtu malam tadi itu adalah juga penebusan untuk pengalaman menyakitkan yang sulit mungkin dilupakan sepanjang hidup oleh Qatar.
Pengalaman menyakitkan itu adalah kegagalan dalam Piala Dunia FIFA yang diadakan dua tahun silam.
Ketika itu mereka menjadi tuan rumah Piala Dunia berkinerja paling buruk sepanjang masa, setelah kalah dalam semua dari tiga pertandingan fase grup. Pertama dari Belanda, kemudian Senegal, dan terakhir dari Ekuador. Qatar kebobolan tujuh gol dan hanya bisa mencetak satu gol.
Tak ada tuan rumah Piala Dunia yang mencatat statistik seburuk Qatar. Sebelum Qatar, hanya Afrika Selatan pada 2010 yang menjadi tuan rumah Piala Dunia yang gagal melaju ke babak knockout.
Tetapi Afrika Selatan melakukannya setelah mengumpulkan empat poin dari catatan sekali menang dan sekali seri.
Afrika Selatan tersisih karena kalah selisih gol dari Meksiko yang sama-sama mengumpulkan empat poin.
Jika ukuran turnamen FIFA yang digelar di Qatar dipakai untuk Piala Dunia 2010, Afrika Selatan pastilah masuk babak knockout.
Pencapaian itu menjadi mimpi buruk yang sulit disingkirkan dari ingatan Qatar, khususnya masyarakat sepak bola mereka.