Merawat Warisan Seni Budaya Ala Jakarta
Lantunan musik khas Betawi terdengar sayup-sayup dari kejauhan. Perpaduan alat musik tradisional dan modern bertalu-talu seirama, menciptakan suara yang asyik untuk didengar.
---
ALAT musik yang digunakan para seniman berupa gamelan, gendang, terompet, keyboard, gitar, dan instrumen lainnya yang dimainkan sesuai irama musik khas Betawi.
Musik dimainkan pertanda ada pertunjukan khas orang Jakarta yang segera disuguhkan kepada para penontonnya.
Pertunjukan diawali dengan tarian khas Betawi. Meskipun kurang akrab dengan tarian tersebut, yang pasti itu menjadi bagian dari seni budaya peninggalan leluhur.
Lenggak-lenggok bagian tubuh para penari mengikuti alunan musik yang dimainkan, gerakannya seragam menunjukkan mereka sudah mahir karena sering latihan bersama.
BACA JUGA:Menhub: Jangan Naikkan Tiket Berlebihan
BACA JUGA:Lisa Blackpink Rayakan Ulang Tahun Ke-27
Sesekali senyuman itu dibagikan kepada penonton yang sedang menikmati pertunjukan seni budaya di Unit Pengelola Kawasan Perkampungan Budaya Betawi (UPK PBB) Setu Babakan.
Setelah para penari selesai mempertontonkan tarian khas Betawi, barulah pertunjukan pamungkas disuguhkan untuk kembali menghibur wisatawan yang sedang berkunjung di Setu Babakan, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan.
Ya, pertunjukan lenong menjadi penutup untuk disuguhkan pada Sabtu sore pada awal bulan Maret 2024.
“Kami akan mempersembahkan Lenong Denes,” kata seorang seniman yang menjadi pemeran utama dalam pagelaran tersebut.
Pria berkacamata itu menyampaikan bahwa pertunjukan Lenong Denes yang akan dibawakan, menggunakan bahasa yang lebih halus atau bahasa resmi. Berbeda dengan pertunjukan biasanya yang menggunakan bahasa kasar atau keseharian.
Seni pertunjukan lenong merupakan ciri khas Betawi yang mempunyai dua jenis yaitu Lenong Denes dan Lenong Preman. Perbedaan keduanya terletak pada tutur bahasa, kostum, dan alur cerita yang dibawakan selama pertunjukan.