Surga di Atas, Suzhou dan Hangzhou di Bawahnya

Selasa 07 Nov 2023 - 19:04 WIB
Reporter : Adriansyah
Editor : Adriansyah

Danau di sebelah barat pusat kota itu menyematkan namanya sebagai ikon keindahan di selatan sungai Yangzte pada era Dinasti Tang abad kesembilan berkat syair-syair Bai Juyi.

Bai Juyi merupakan seorang penyair kelahiran Henan di bagian tengah China yang kemudian pindah ke Hangzhou pada usia muda karena terkesan tak hanya dengan kota dan budayanya, namun juga alamnya.

Meskipun sebagai pendatang, berbekal kepiawaiannya merangkai kata-kata indah, Bai Juyi menemukan tangga kariernya sebagai wali kota Hangzhou.

Di banyak negara boleh jadi tidak banyak penyair yang menjadi pejabat, karena konon gaya kehidupan seniman yang bebas dan khali tidak cocok untuk mengemban tugas kantoran.

Akan tetapi, di China kuno, kemampuan merangkai puisi dan syair adalah syarat mutlak untuk menjadi pegawai negeri atau kerajaan. Calon-calon pegawai harus lolos tes tersebut.

Semasa hidupnya Bai Juyi menciptakan lebih dari 3.000 puisi dan syair dan 200 di antaranya menggambarkan tradisi, keindahan empat musim, gunung dan sungai di Hangzhou.

Berkeliling dengan jalan kaki maupun menaiki "ojek" perahu, para pengunjung kini dapat merasakan sendiri bagaimana Bai Juyi mengagumi air Danau Xi yang tenang dengan latar barisan pegunungan di sebelah barat.

Selemparan batu ke arah timur danau, berdiri deretan toko berbagai jenama dalam maupun luar negeri di wilayah pedestrian terbuka layaknya Times Square di New York.

Stasiun Metro Longxiangqiao yang pada hari-hari biasa cukup ramai bisa berubah penuh sesak karena lautan manusia berbondong-bondong menuju West Lake untuk memandang bulan purnama pada festival pertengahan musim gugur pada hari ke-15 bulan kedelapan dalam kalender lunar China, yang tahun ini jatuh pada Jumat, 29 November.

"West Lake adalah warisan budaya dunia, yang berarti tak hanya menjadi milik warga Hangzhou, tapi juga milik kalian," kata Wan Wan.

Urat Nadi Kehidupan

Sekira 50 menit perjalanan darat di utara West Lake, kota tua Tiangqi menjadi saksi bagaimana Hangzhou yang tadinya hanyalah "county" kecil yang tersembunyi di balik pegunungan menjadi pusatnya perdagangan.

Di antara deretan rumah-rumah tradisional yang menjajakan berbagai pernak-pernik dan makanan khas setempat, berdiri kokoh Jembatan Gongchen di atas Terusan Besar Tiongkok, kanal buatan terbesar di dunia yang membentang 1.800km dari Hangzhou hingga Beijing.

Nama Grand Canal atau Terusan Besar itu mungkin tidak terlalu terdengar di luar China seperti The Great Wall, Si Tembok Besar yang terkenal. Namun, ia memegang fungsi yang bisa melampaui peranan dari benteng yang menjadi salah satu keajaiban dunia itu.

Mulai dibangun pada 1400 tahun silam, terusan itu telah memberi makan dan membesarkan Hangzhou menjadi suatu kota yang makmur seperti saat ini.

Kanal Besar itu merupakan urat nadi transportasi dari selatan ke utara sepanjang sejarah China, dan hingga berkembangnya transportasi laut di era modern, telah menjadi kanal paling aman dan nyaman untuk pertukaran dan perdagangan.

Kategori :

Terkait