"Di jalanan Hangzhou kita bisa melihat banyak restoran mie, itu karena orang-orang dari utara membawa budaya mie, sedangkan kami di selatan adalah penghasil beras," kata Wan Wan mengungkap akulturasi budaya yang terjadi.
Tingkat ekonomi Hangzhou dan daerah di selatan Sungai Yangzte pada zaman dahulu memang tertinggal dari wilayah utara.
Namun, kondisi daerah Dataran Tengah China goyah karena perang sehingga orang-orang yang tinggal di utara melarikan ke wilayah selatan yang lebih stabil.
Para pendatang yang membawa teknik pertanian yang maju, dipadukan dengan perdamaian di selatan, membuat Hangzhou dan sekitarnya berkembang mengejar ketertinggalannya.
Dari atas Jembatan Gongchen sudah tak tampak lagi kesibukan hilir mudik sampan apalagi perahu naga mewah yang didayung oleh para pengawal kerajaan.
Kini, jejak bahan bakar dari kapal-kapal motor mengubah wajah Si Kanal Besar yang sampai sekarang masih menjadi terusan paling berpengaruh di China.
Layaknya perahu-perahu perahu tersebut, Hangzhou telah mengarungi pasang-surut waktu, dengan membawa muatan sejarah dan perubahan yang berharga, mulai dari budaya Liangzhu kuno yang menjelma menjadi potret kemakmuran era modern sekarang ini. (ant)