Bahaya Asap Rokok 20 Kali Tingkatkan Risiko Kanker Paru

Kamis 19 Sep 2024 - 22:42 WIB
Editor : Adriansyah

JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO- Dokter Spesialis Bedah Toraks Kardiak dan Vaskular dari RSUP Fatmawati, dr. Ermono Superaya Sp. BTKV, mengingatkan tentang bahaya asap rokok yang dapat meningkatkan risiko kanker paru hingga 20 kali lipat, baik bagi perokok aktif maupun pasif.

Menurutnya, rokok merupakan sumber penyakit kanker paru karena mengandung berbagai bahan kimia berbahaya. "Kenikmatan sementara dari merokok dapat menimbulkan kesulitan seumur hidup bagi diri sendiri maupun keluarga," ujarnya dalam diskusi kesehatan di Jakarta, Kamis.

Ermono menegaskan bahwa risiko terbesar terkena kanker paru adalah pada pria usia 50 tahun ke atas yang sering terpapar asap atau polusi di lingkungan kerja. Dia juga menyoroti bahwa wanita, termasuk ibu rumah tangga, dapat terpapar risiko kanker paru dari asap rokok di rumah meskipun mereka tidak merokok.

Asap rokok mengandung zat karsinogenik yang dapat menyebabkan tumor paru, baik yang dihisap secara langsung maupun yang tersebar di sekitar lingkungan. "Asap rokok tidak hanya meninggalkan bau di mulut, tetapi juga menempel di seluruh lingkungan dan perabotan rumah tangga," tambahnya.

BACA JUGA:Ditargetkan Selesai Juli 2024

BACA JUGA:Menteri PANRB Setujui 40.839 Formasi

Ermono juga menyoroti penurunan prevalensi usia perokok yang mulai turun, bahkan mencapai anak-anak usia 5-9 tahun yang mulai mencoba merokok. Hal ini meningkatkan risiko mereka terkena kanker paru pada usia yang sangat muda, karena paparan asap rokok di lingkungan keluarga.

Faktor risiko lain yang dapat menyebabkan kanker paru meliputi radiasi sinar X-ray, polusi udara, gas radon dari tanah, riwayat penyakit TBC, riwayat kanker dalam keluarga, pekerjaan di tambang, dan paparan asap dari produk tembakau.

Ermono mendorong untuk melakukan pemeriksaan kesehatan rutin jika memiliki risiko tersebut dan menghindari paparan asap dari segala produk yang membakar. Menggunakan masker juga disarankan untuk menyaring polusi dan virus, sementara berolahraga dapat membantu memperbaiki pernapasan. (ant)

Kategori :