JAMBI, JAMBIEKSPRES.CO- Wacana duet Romi Hariyanto-Saniatul Lativa mencuat di pemilihan gubernur (Pilgub) Jambi 2024. Ini mengemuka setelah keduanya bertemu di acara Halal Bihalal Golkar di kediaman Ketua DPD I Golkar Provinsi Jambi, Cek Endra, Sabtu (20/4) kemarin.
Duet ini patut diperhitungkan mengingat keduanya sama-sama memiliki basis dan pendukung yang kuat. Romi sendiri merupakan Bupati Tanjung Jabung Timur (Tanjatim) dan Saniatul Lativa kader Golkar yang kini menjabat sebagai anggota DPR RI.
Saniatul sendiri sudah dua periode duduk di senayan. Meski gagal di Pileg Februari 2024, perolehan suaranya cukup signifikan dan memikliki sebaran yang merata di beberapa daerah di Provinsi Jambi.
BACA JUGA:Survey Charta Politika: Sy Fasha Unggul di Mata Masyarakat Kota Jambi di Pilgub 2024
BACA JUGA:Poros Baru SAH-Mashuri di Pilgub Jambi, Jajaki Koalisi Demokrat & Gerindra
Pengamat politik, Pahruddin menilai bahwa secara kapasitas Saniatul cukup mumpuni bertarung di Pilgub Jambi. Walupun gagal di Pileg, perolehan suaranya juga besar.
“Perolehan suara Saniatul saya pikir layak diperhitungkan, meskipun konteksnya berbeda antara Pileg dan Pilgub. Tapi kemungkinan duet ini sangat terbuka sekali,” ujarnya, Minggu (21/4) kemarin.
Menurut Pahruddin, duet perlu diuji melalui survei apakah mampu menjadi pesaing petahana atau tidak.
Terlebih untuk ukuran Pilgub, baik Romi maupun Saniatul belum pernah bertarung seperti beberapa tokoh lainnya. “Tapi sejuah mana duet ini mampu bersaing dengan petahana, ini perlu diuji,” sebutnya.
BACA JUGA:Jalur Perseorangan Jarang Dilirik Kandidat pada Pilgub Jambi
BACA JUGA:Demokrat Jambi Buka Penjaringan Bacakada, Komitmen Dorong Mashuri di Pilgub
Pahruddin menyebutkan, waktu yang singkat menghadapi Pilgub 2024 ini menjadi tatangan bagi keduanya. Apalagi Golkar sebagai partai besar, punya tradisi mengusung kandidat calon gubernur, bukan wakil gubernur.
“Kita tau waktunya sangat singkat sekali. Ini jadi persoalan,” sebutnya lagi.
Telepas dari itu, kata, Pahruddin, kehadiran Romi pada acara Golkar memiliki makna sendiri. Dimana Romi seakan ingin menunjukkan bahwa tanpa PAN dirinya tetap dilirik oleh partai lain.
“Ini semacam warning Romi terhadap PAN, bahwa dirinya bisa tetap dilirik oleh partai lain,” katanya.