JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO-Dokter spesialis kulit dari RS Cipto Mangunkusumo, Dr. dr. Sondang M.H.A Pandjaitan Sirait Sp.D.V.E, menjelaskan seperti dikutip Jambi Ekspres melalui ANTARA bahwa pengobatan penyakit kulit rosasea dapat dilakukan melalui beberapa modalitas, termasuk injeksi dan laser, khususnya Intense Pulse Light (IPL).
Dalam diskusi daring tentang perawatan rosasea di Jakarta pada Kamis, Sondang menyebutkan bahwa penggunaan IPL dalam pengobatan rosasea cenderung aman dengan efek samping minimal karena memiliki rentang gelombang yang rendah dan tidak digunakan dalam kekuatan yang tinggi.
"Jika digunakan dengan intensitas rendah, efek sampingnya menjadi minimal. Namun, perlu diingat bahwa efektivitas dalam menghilangkan pembuluh darah menjadi lebih lambat, sehingga memerlukan penggunaan IPL yang lebih sering," jelas Sondang.
Terapi dengan IPL dapat membantu mengurangi kemerahan pada rosasea serta meminimalkan pembuluh darah yang tampak di permukaan kulit. Namun, untuk hasil yang optimal, terapi ini perlu dilakukan secara rutin.
BACA JUGA:Realisasi Pendapatan Asli Daerah Muaro Jambi Triwulan I Melebihi Target
BACA JUGA:Tersisa 6 Perusahaan Belum Bayar THR
Selain IPL, pengobatan rosasea juga dapat dilakukan dengan menggunakan Pulse Dye Laser (PDL) untuk mengurangi gurat merah akibat pembuluh darah yang kemerahan. Meskipun lebih efektif, penggunaan energi yang tinggi pada laser ini dapat memiliki risiko efek samping seperti perubahan warna kulit.
"Dalam pengobatan rosasea, tujuan utamanya adalah mengurangi gejala, bukan penyebabnya. Oleh karena itu, perawatan laser harus disesuaikan dengan jenis kulit, warna kulit, dan profil kulit pasien untuk hasil yang optimal," tambahnya.
Selain laser, terapi lain yang dapat dipertimbangkan adalah injeksi di permukaan kulit, yang dapat membantu mengurangi aktivitas kelenjar minyak dan memperkecil pori-pori kulit.
"Saat melakukan perawatan rosasea, penting untuk menghindari paparan sinar matahari berlebihan dan menjaga kebersihan kulit. Sebelum menjalani perawatan, pastikan tidak ada tanda infeksi pada kulit dan edukasikan pasien mengenai kemungkinan efek samping," pungkasnya. (ant)