JAMBI, JAMBIEKSPRES.CO – Masyarakat Kota Jambi merasa resah atas kehadiran pengatur lalu lintas ‘Pak Ogah’ yang berada di beberapa belokan jalan dalam Kota Jambi.
Pasalnya, Pak Ogah yang seolah membantu memudahkan pengendara malah membuat pengendara menjadi risih. Karena Ia kerap memberhentikan pengendara secara mendadak di jalur berlawanan arah.
Salah satu warga Mayang Kota Jambi, Eko mengatakan, seperti di persimpangan lampu merah kawasan STM atas, di sana selalu ada Pak Ogah.
"Padahal di situ dulunya ada rambu-rambu dilarang berputar, tapi sepertinya sudah dilepas. Pak Ogah manfaatin itu untuk mengatur lalu lintas," kata Eko, Minggu (28/5/2024).
Namun keberadaan Pak Ogah justru menyebabkan arus lalu lintas macet.
BACA JUGA:Lahan Sudah Dibebaskan, Ini Lokasi Lokasi Exit Tol Tempino-Ness Seksi 4
BACA JUGA:UMP Hanya Untuk Pekerja di Bawah 1 Tahun, Perusahaan Wajib Naikkan Gaji Secara Berkala
"Kita lihat di Kota Jambi saat ini, sudah lama juga kita tidak melihat petugas lalulintas berjaga di setiap simpang. Kalau dulu kan sering. Sekarang hanya moment tertentu saja, seperti ada tamu dari pejabat pusat atau acara-acara penting," katanya.
Ditambahkan warga lainnya, Daryan bahwa belakangan ini, kondisi jalan di Kota Jambi semakin tak teratur, karena para Pak Ogah itu bekerja menertibkan lalu lintas dengan teorinya atau kehendaknya sendiri, tanpa ada ilmu dasar tentang lalu lintas.
"Terkadang mereka lebih mengutamakan kendaraan yang berputar ketimbang kendaraan yang seharusnya didahului berjalan setelah adanya lampu merah," katanya.
BACA JUGA:Tersisa 6 Perusahaan Belum Bayar THR, Disnakertrans Ancam Berikan Sanksi
BACA JUGA:3 Pejabat Eselon II Akan Pensiun Bersama 242 ASN Kota Jambi
Ia mengaku keberatan dengan kehadiran Pak Ogah, karena malah membuat semrawut kondisi lalu lintas.
“Tujuan mereka kan imbalan uang dari pengedara. Kita berharap keren pemerintah seperti Dishub, aparat kepolisian supaya bisa menertibkan ini. Sudah kita lihat banyak terjadi gesekaan antara pengendara dengan Pak Ogah ini yang sudah ramai di media sosial," pungkasnya. (*)