Menurut Agus, dalam program kerja unggulan Jambi Mantap Pemprov memang menyiapkan perencanaan di tahap awal.
"Setelah perencanaan itu ada, ya mungkin itu bertahap. Sampai berkembang. Karena kawasan itu kan tidak bisa selesai begitu saja. Sebenarnya kan menginginkan ada semacam koridor-koridor untuk meningkatkan atau memberdayakan potensi yang ada di wilayah itu sehingga menjadi wilayah pertumbuhan-pertumbuhan ekonomis baru Itu tujuan sebenarnya," katanya.
BACA JUGA:Pemprov Tutupi Hasil Rekomendasi KASN Terkait Pemasangan Baleho ASN
BACA JUGA:Kontribusi WTC Mesti Optimal, Hasil BOT WTC dengan Pemprov
"Ya, otomatis akan memberdayakan, memaksimalkan, mengoptimalkan potensi yang ada. Seperti di Muara Jambi, Sengeti itu kelapa sawit, bagaimana di situ nanti tercipta konektivitas untuk meningkatkan pertumbuhan dari tiga Kabupaten ni. Maka harapannya untuk pengolahan industri segala macam nanti di Muara Jambi," terangnya.
Begitu juga nanti pengembangan berikutnya untuk komunitasnya akan juga dilanjutkan di Tanjab Timur atau Tanjab Barat juga. Sesuai dengan potensi sana kelapa dan kelapa sawit ada industri juga yang mau dibangun di sana. "Nanti ekspornya itu melalui Tanjab. Harapannya kan begitu. Luar biasa. Pengumpulan, distribusi, pengolahan, baru keluarannya," terang Agus.
Secara umum, Agus mengakui dari Bappeda belum bisa mengukur capaian kajian Sentusa sejauh ini. Lantaran belum diukur secara kuantitatif.
Berbeda dengan penelitian di Balitbangda pada semester awal tahun 2023. Agus menyebut penelitian itu bisa diukur lantaran hanya sampel komunitas unggulan. Dan sifatnya belum lengkap.
BACA JUGA:Sejumpah Pejabat Eselon II Pensiun, Pemprov Bakal Buka Lelang Jabatan
BACA JUGA:Dewan Minta Kontribusi WTC untuk Pemprov Jambi Ditingkatkan
"Di situ hanya menyasar pada komunitas keunggulan. Jadi tidak ada perencanaan nanti industri-nya di mana, industri apa yang cocok, kemudian kawasannya mana saja untuk mengkonektifitas antar daerah itu seperti apa juga belum ada, ini yang belum lengkap," pungkasnya. (*)