JAMBI, JAMBIEKSPRES.CO-Pemerintah Kabupaten Kerinci mendata dan menghitung total kerugian akibat banjir yang melanda kabupaten tersebut mencapai sebesar Rp896,44 miliar.
"Berdasarkan perhitungan dari dinas terkait diperoleh total kerugian akibat rusaknya infrastruktur, lahan pertanian dan meningkatnya kerentanan kesehatan masyarakat di wilayah terdampak bencana alam banjir dan longsor di Kabupaten Kerinci mencapai Rp896.441.382.504," kata Penjabat Bupati Kerinci, Asraf, di Jambi, Selasa.
Hal itu disampaikannya pada Focus Group Discussion (FGD) "Penanganan Banjir Sungai Batang Merao Pascabanjir Januari 2024" yang berlangsung di Jambi yang dihadiri Wakil Gubernur Jambi Abdullah Sani.
BACA JUGA: Pasca Banjir Bandang, Pemkab Kerinci Akan Batasi Pembukaan Hutan
BACA JUGA:Debit Sungai Batanghari Naik 8 CM dan Masuk Siaga III, Banjir Kembali Hantui Warga Kota Jambi
Asraf memaparkan langkah yang harus diambil terhadap di Sungai Batang Merao, di antaranya melakukan normalisasi dari hulu ke hilir, pembangunan turap/talud/bronjong di tebing sungai yang rawan longsor dan juga melakukan normalisasi terhadap Danau Kerinci.
Sementara itu Wagub Jambi Abdullah Sani berharap pada FGD tersebut para pihak dapat berdiskusi menemukan solusi permanen terkait penanganan banjir di Kota Sungai Penuh dan Kabupaten Kerinci.
BACA JUGA:Tim Satgas Cek Penyebab Banjir Bandang di Kerinci-Sungai Penuh
BACA JUGA:Banjir Bandang Terjang Kerinci dan Sungai Penuh, Warga Terkejut dengan Debit Air Besar
"Semua pihak harus menyadari permasalahan banjir ini tidak dapat diselesaikan secara sektoral, tetapi membutuhkan sinergisitas dan kolaborasi multisektor. Saya berharap masukan dari pemerintah daerah dan perangkat daerah terkait, instansi vertikal serta para pakar sebagai solusi/alternatif ke depan dalam mengelola ekosistem dan mengurangi dampak bencana di wilayah Kota Sungai Penuh dan Kabupaten Kerinci," katanya.
Wagub juga menyatakan bahwa akan banyak tantangan yang perlu diselesaikan secara bersama baik terkait pengurangan potensi bahaya banjir maupun regulasi terkait penanganan daerah aliran sungai antarwilayah administrasi yang berbeda.
BACA JUGA:Akibat Banjir Setinggi 1,5 Meter, Jalan Nasional Penghubung Merangin-Kerinci Putus
BACA JUGA:2.000 Rumah Kembali Terdampak Banjir, Debit Sungai Batanghari Naik Lagi
"Besar harapan saya melalui kegiatan ini ke depan kita dapat menyusun program terintegrasi, baik dari hulu, tengah hingga hilir, menyiapkan solusi dan alternatif untuk memitigasi dan menangani banjir di kawasan rawan bencana dan juga seluruh wilayah Provinsi Jambi," ujarnya. (*)