JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO-Direktur Tindak Pidana Narkoba (Dirtipidnarkoba) Bareskrim Polri, Brigjen Pol. Mukti Juharsa, mengungkapkan bahwa dalam setiap pengungkapan kasus narkoba, pihaknya sangat bergantung pada data intelijen.
"Kinerja intelijen sangatlah penting. Kami bekerja sama dengan baik dengan jajaran intelijen untuk mencegah peredaran narkoba," ujarnya di Jakarta.
Menurut Jenderal Polisi bintang satu itu, sejumlah pengungkapan terkait pabrik narkoba di berbagai wilayah juga berawal dari informasi yang diperoleh melalui kerja intelijen.
"Walau begitu, kerja intelijen tersebut biasanya tidak dapat diumumkan secara publik. Kami yang menyampaikan informasi ketika pengungkapan terjadi," katanya.
Selama tahun 2024, Dirtipidnarkoba Bareskrim Polri berhasil mengungkap sejumlah pabrik narkoba di Indonesia. Contohnya, pada bulan April, sebuah pabrik narkoba yang memproduksi 'happy water' berhasil digerebek di Semarang, Jawa Tengah.
BACA JUGA:Paket Seafood Claypot, Sensasi Kuliner Laut Berkualitas di Swiss-Belhotel
BACA JUGA:Pemkab Tebo Buka 150 Formasi CPNS Khusus Tenaga Teknis dan 400 Formasi PPPK
Selain itu, pabrik narkoba milik jaringan Fredy Pratama di perumahan Sunter, Jakarta Utara, juga berhasil diungkap.
Pada akhir April 2024, Polda Metro Jaya juga berhasil menggerebek pabrik narkoba jenis tembakau sintetis di kawasan Sentul, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Dan baru-baru ini, pada awal bulan Mei, sebuah vila di Bali menjadi lokasi penggerebekan pabrik narkoba jenis sabu dan ekstasi yang melibatkan tiga warga negara asing.
"Kami melakukan penyelidikan bersama intelijen, dan informasi mengenai keberadaan pabrik-pabrik tersebut didapatkan dari sumber intelijen," tambah Mukti.
Selain bekerja dengan intelijen, Direktorat Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri juga berkolaborasi dengan kementerian dan lembaga terkait, termasuk Direktorat Jenderal Bea Cukai Kementerian Keuangan.
Misalnya, penggerebekan pabrik narkoba milik jaringan Fredy Pratama di Sunter, Jakarta Utara, dimungkinkan berkat pengawasan ketat petugas Bea Cukai di Bandar Soekarno Hatta yang mencurigai beberapa barang kiriman dari luar. Salah satu kiriman tersebut mengandung bahan baku untuk narkoba, yang kemudian ditindaklanjuti oleh Polri hingga ditemukan alamat pabrik narkoba.
Dalam upaya pencegahan dan penanggulangan penyebaran narkoba, Polri telah membentuk Satuan Tugas Penanggulangan, Penyalahgunaan, dan Peredaran Gelap Narkoba (P3GN). Hal ini sesuai dengan komitmen dari Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo.
Selama periode 21 September 2023 hingga 6 Mei 2024, Satgas P3GN Polri berhasil menangkap 28.382 tersangka narkoba. Dari jumlah tersebut, 23.333 tersangka sedang dalam proses penyidikan, dan 5.049 tersangka sedang dalam proses rehabilitasi.