Terpisah, Gubernur Jambi Al Haris angkat bicara terkait penghentian batu bara lewat jalur sungai. Ia blak-blakan menyebut masih ada tongkang nakal yang kerap lalu lalang dimalam hari.
"Saya meminta tim menghentikan jalur sungai untuk sementara. Karena banyak yang nakal, mereka tadi malam itu lewat malam hari, itu tak boleh karena resiko tinggi sekali," ucapnya kepada Jambi Ekspres (16/5).
Al Haris menekankan perlu membina pihak tongkang pengangkut batu bara. Dengan langsung meminta kepada asosiasi (tongkang dan pengusaha) serta tim Satgaswas Gakkum Provinsi Jambi untuk membina kembali pihak terkait yang lewat jalur sungai.
"Kalau mereka mau patuh dengan aturan, kalau tidak mau kita stop saja. Karena sangat mengganggu warga masyarakat jadi resah ketika melihat jembatannya makin hari makin terganggu (takut) ditabrak," terangnya.
Ditekankan Haris, ketika jembatan menjadi urat nadi aktivitas masyarakat maka langkah penghentian merupakan kebijakan yang diambil.
BACA JUGA:Nilai Ekspor Batu Bara Anjlok, Akan Berdampak pada Laporan Pertumbuhan Ekonomi Jambi
BACA JUGA:Pasca Dihentikan 14 Maret, Angkutan Batu Bara Jalur Darat Beroperasi Lagi
"Jadi tidak ada angkutan air sampai kita atur format sebenarnya, kalau mereka (tongkang) masih nakal maka kita repot, mereka itu maling-maling lewat di malam hari, padahal resiko tinggi. Jangankan jembatan orang yang mencari ikan dan perahu juga bisa tertabrak di sungai," jelasnya.
Masih kata Haris, penting bagi pelaku usaha batu bara untuk tertib dalam menjalankan kegiatannya namun tak menganggu kepentingan masyarakat lainnya.
"Saya berharap semua stakholder dan teman yang terlibat dalam upaya (jalur sungai) ada upaya kesadarannya masing-masing, dari mulai pemilik tongkang, pelaku usaha harus menyadari bahwa kita hidup dibawah aturan bangsa dibawah aturan main yang jelas, agar mereka tak asal lewat kita ada aturan," tegasnya.
Ditanya terkait, percepatan penanganan fender jembatan yang rusak yang diklaim akan ditanggung oleh Perkumpulan Pengusaha Tambang Batu Bara, gubernur berharap cepat direalisasikan.
Apalagi perhitungan Balai Jalan harganya mahal.
"Kita kan (Pemprov) punya konsultan, mereka akan cek fisiknya seperti apa, saya kira kalau hanya fender tak mungkin segitu (Miliaran). Namun kalau merusak tiang jembatan, mungkin akan mahal sekali," ucap Haris.
BACA JUGA:Tiga Rute Jalan Khusus Batu Bara Diklaim Pekerjaannya Sudah di Atas 50 Persen
BACA JUGA:Pembukaan Jalan Darat Batu Bara Ditangguhkan, Tunggu Rapat Evaluasi Menyeluruh
Kalau sudah dihentikan jalur sungai, tegas Haris, terpaksa Pemerintah daerah yang rugi karena suplay batu bara terhambat ke PLN yang telah berkontrak dengan beberapa tambang di Jambi.