Katering Bahar Har ini menjadi satu di antara 21 penyedia jasa layanan konsumsi yang mendapat kontrak di Madinah. Sementara di Makkah ada sekitar 47 jasa layanan katering. Semuanya akan menyediakan makanan bagi jamaah sebanyak tiga kali per harinya.
Sapiyatin mengemukakan, dapur Bahar Har mampu menyediakan 9.000 makanan (pagi, siang, malam) untuk jamaah yang ada di Madinah. Menu-menunya pun bervariasi tiap waktunya, agar jamaah tidak bosan.
Dalam satu kotak makan, komposisinya yakni nasi dan dua macam lauk pauk, minuman dan buah-buahan. Pengemasan makanan dilakukan melalui boks yang dilapisi aluminium foil. Dengan begitu ketika sampai di hotel, makanan bisa kembali dihangatkan lewat alat penghangat khusus.
Dapur tersebut memiliki pekerja sebanyak 90 orang yang didominasi pekerja asal Indonesia. Mereka menyebar, ada yang bertugas di dapur, mengantar makanan ke hotel-hotel, dan berjaga di hotel.
Usai peninjauan di dapur Bahar Har, Tim MCH kemudian bergerak ke dapur Meiz Mary yang letaknya dekat dengan Jabal Uhud atau ke arah utara dari Masjid Nabawi.
Sama seperti Bahar Har, Chef Eksekutifnya berasal dari Indonesia, yakni Wan Abdurahman.
Semua bahan masakan ditempatkan terpisah antara ruang pengolahan dan penyimpanan. Semua dilakukan dengan hati-hati.
Dapur sudah mulai sibuk sejak pukul 20.00 Waktu Arab Saudi (WAS). Ada yang memotong rempah-rempah, mencuci beras, dan kegiatan lainnya yang terkait dengan prapengolahan.
Sementara pengemasan makanan dilakukan sejak pukul 02.00 WAS (untuk makanan pagi). Sementara siang pada pukul 08.30 WAS, dan makan malam pukul 14.00 WAS. Sebelum didistribusikan makanan diuji kualitas. Jika tidak memenuhi standar maka produksi akan dihentikan sementara dan diganti dengan bahan yang baru.
Uji Kualitas
Setelah makanan dikemas, uji kualitas dilakukan berkali-kali. Makanan yang telah diuji di dapur, kembali diuji di Kantor Urusan Haji Indonesia (KUHI) di Madinah dalam bentuk makanan boks siap makan.
KUHI ini merupakan kantor pusat penyelenggaraan ibadah haji di Madinah. Sampel makanan kembali dicek apakah telah sesuai standar yang ditetapkan. Jika makanan dinilai aman dikonsumsi maka boleh didistribusikan ke hotel-hotel yang menjadi pemondokan jamaah.
Uji sampel di Daker (Daerah Kerja) juga dilakukan secara berkala, baik untuk makan pagi, siang, dan malam. Dapur wajib mengantarkan sampel makanan jauh sebelum waktu pendistribusian ke jamaah.
Ketika dirasa aman, makanan pun kemudian didistribusikan ke hotel-hotel dan nantinya akan kembali disimpan dalam alat penghangat khusus hingga waktu makan tiba.
Kendati demikian, demi menjaga kualitas, jamaah juga mesti memperhatikan batas waktu maksimum makanan tersebut harus dikonsumsi.
Makanan pagi diberi batas waktu konsumsi hingga pukul 09.00 WAS, makan siang 16.00 WIB, dan malam pada pukul 21.00 WAS. Apabila melebihi batas waktu tersebut, petugas menyarankan kepada jamaah untuk tidak mengonsumsinya, khawatir kualitas menurun.