Serangan itu menewaskan sedikitnya 40 orang tewas dan melukai puluhan lainnya, menurut dinas pertahanan sipil Palestina.
Pada Senin (27/5), Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyebut serangan udara itu sebagai "insiden tragis". Dia menambahkan bahwa penyelidikan sedang dilakukan.
Pada hari yang sama, angkatan bersenjata Israel (IDF) mengakui bahwa mereka menggunakan "amunisi presisi".
Israel mengirim pasukan ke Rafah pada 7 Mei, tujuh bulan setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, menerobos wilayah Israel dan melancarkan serangan, yang kemudian memicu eskalasi konflik terburuk di Jalur Gaza dalam beberapa dekade.
Kabinet perang Israel bertekad memperluas operasi militer di Rafah hingga berhasil mencapai tujuannya: menumpas semua pejuang Hamas. (ant)