Selain itu, penataan bagian dalam museum pun tak luput dari perhatian. Ada dua museum di bawah naungan Dinas Kebudayaan DKI Jakarta yang saat ini disiapkan untuk ditata ulang ruang pamernya, termasuk Museum Wayang.
Pengelola menyiapkan sebuah ruang pamer yang di dalamnya diterapkan teknologi imersif yakni dinding dan lantai di sebuah ruangan diproyeksikan bergerak dilengkapi tata suara.
Ketua Subkelompok Sejarah dan Permuseuman Dinas Kebudayaan DKI Jakarta Bayu Niti Permana mengatakan teknologi imersif memungkinkan pengunjung mendapatkan gambaran seputar wayang nusantara dan pesan-pesan khusus di balik hadirnya wayang tersebut.
Pengalaman yang disuguhkan ruangan imersif ini sedikit banyak akan sama seperti di Museum Nasional.
Menurut staf Sarana dan Prasarana Museum Wayang Uung Kurniawan dan Edukator Museum Wayang Bayu Martia Tripradhana pembangunan ruang imersif melibatkan tenaga ahli wayang. Adapun ruang imersif ini berlokasi di gedung baru Museum Wayang. Pembangunan sarana dimulai Juli ini dan ditargetkan rampung akhir tahun 2024.
Pengelola bakal melakukan pengaturan jumlah pengunjung ke ruang imersif yakni sekitar 15 orang selama beberapa menit, demi kenyamanan mereka khususnya bagi yang ingin berkontemplasi. Ini seakan menjadi jawaban atas masukan yang disampaikan kolega Riela terkait pengaturan pengunjung museum.
"Sekarang museum di manapun sudah mulai melakukan digitalisasi dan agar lebih interaktif saja bagi pengunjung. Nanti setelah dirombak tata pamernya, ruang imersif Museum Wayang akan lebih keren," kata Bayu.
Selain ruang imersif, tata pamer koleksi wayang di gedung lama museum pun akan diubah sedemikian rupa.
Lalu, terkait tata pamer, Museum Betawi juga termasuk yang akan ditingkatkan penataannya. Museum yang dibuka untuk umum pada tahun 2017 bertepatan dengan perhelatan Lebaran Betawi ke-11 di Perkampungan Budaya Betawi tersebut memiliki tata pamer tergolong sederhana.
Perencanaan penataan tata pamer sebenarnya sudah dilakukan pada tahun 2019 dan kini menanti realisasinya. Selain ikon-ikon budaya Betawi seperti ondel-ondel, kembang kelapa, baju sadariah dan kebaya kerancang, lalu batik, serta kuliner Betawi, potret pahlawan-pahlawan Betawi dan para ulama juga ditampilkan secara digital.
Museum Betawi juga kini masih dalam proses standardisasi terkait bangunan, sumber daya manusia (SDM), pengelolaan, sistemnya, teknologinya.
Selain fokus pada penataan sarana dan prasarana, Pemprov DKI Jakarta juga menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang kompeten melalui bimbingan teknis maupun sertifikasi, seperti bersama Kedutaan Besar Kerajaan Belanda untuk Indonesia, Timor-Leste, ASEAN, Dutch Cultural Heritage Agency (RCE), dan Reinwardt Academy dalam meningkatkan kemampuan para profesional museum di Jakarta melalui program Pertukaran Pengetahuan Museum.
Program lokakarya yang diadakan Biro Kerja Sama Daerah DKI Jakarta dan Dinas Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta ini memungkinkan pertukaran ide dan pengalaman untuk memperkuat sektor museum yang dapat diterapkan di Jakarta.
Terdapat tiga sesi pelatihan selama program yang berfokus pada manajemen strategis museum, program museum untuk keluarga, dan penilaian koleksi museum.
Sesi kedua program yang dijadwalkan berlangsung Juli ini membahas pembelajaran lintas generasi, program keluarga, dan penyampaian konten yang efektif dalam konteks museum.
Adapun sesi pelatihan ketiga dijadwalkan pada Oktober 2024 yang membahas penilaian koleksi museum. Para ahli dari RCE akan membimbing peserta tentang prioritas koleksi, mengintegrasikan pendapat publik, dan memanfaatkan objek untuk program pendidikan langsung.