Tongkang Batu Bara Sulit Melintas, Pemprov Berencana Keruk Sungai Batanghari
SUNGAI SURUT: Tongkang batu bara saat melintas di bawah jembatan Gentala Arasy. Kini Sungai Batanghari sedang surut sehingga tongkang sulit melintas.--
JAMBI, JAMBIEKSPRES.CO - Dampak musim kemarau menyebabkan surutnya debit air Sungai Batanghari. Aktivitas angkutan batu bara yang melalui sungai terdampak karena dangkalnya sungai. Normalisasi sungai dari Tenam hingga jembatan Aur Duri (Batanghari 1) akan dilakukan.
Asisten Bidang Pembangunan dan Perekonomian Setda Provinsi Jambi Johansyah mengatakan, telah dilakukan rapat yang diikuti Balai Sungai (BWSS) Jambi dan dalam waktu dekat akan dilakukan normalisasi sungai.
"Jadi akan dikeruk oleh pihak Pelabuhan Inti Tirta, ada sejumlah titik, cuma jaraknya sekitar 129 kilometer dari Tenam menuju daerah (jembatan) Batanghari I," ucap Johansyah kepada Jambi Ekspres (24/7).
Ditegaskan Johansyah, normalisasi yang akan dilakukan sudah sesuai dengan aturan. "Sifatnya hanya normalisasi bukan (pekerjaan,red) permanen, karena air surut," sebutnya.
BACA JUGA:Tingkat Kecelakaan Lalin Menurun
BACA JUGA:DPRD Kerinci Segera Tempati Kantor Baru di Bukit Tengah pada Tahun 2025
Menurut Johansyah, untuk sementara ini angkutan batu bara di jalur sungai sebagian masih beroperasi menggunakan speed (kapal/tugboat) kecil.
"Biasanya saat air normal bisa hingga 20-25 tongkang, dan saat ini hanya sekitar 4 atau 5 yang jenis speed," ucap Johansyah yang juga Waka Satgas Wasgakkum Angkutan Batu Bara Jambi ini.
Soal waktu pekerjaan Ia menyebutkan diharapkan berlangsung cepat.
Adapun kedangkalan volume air sungai ini juga telah dicek oleh Dinas Perhubungan Provinsi Jambi. Telah terjadi pada akhir Juni lalu.
Patroli dipimpin oleh Kepala Bidang Perhubungan Laut Sungai Danau Penyeberaran (LSDP) dan Udara Dishub Provinsi Jambi, Bambang Budihardjo didapati debit air sungai menurun. Hasilnya tongkang batu bara berkurang.
"Intensitas kapal yang melewati posko terpadu di dermaga Angso Duo dan pos pantau Aur Duri dilaporkan terjadi penurunan jumlah kapal angkutan batu bara dikarenakan debit air Sungai Batanghari menurun," ucapnya.
Menurut Bambang, untuk penurunan kapal tongkang saat ini hanya beroperasi sekitar 4 kapal per harinya.
Ditambahkan Bambang secara umum, pos pantau yang mengawasi angkutan batu bara jalur sungai masih berlangsung. Dimana pos bertugas memantau tongkang yang lewat dan harus disambut 2 Assist (tugboat) saat melintasi jembatan Aur Duri 1 itu. (*)