Krisis Air Bersih Melanda Warga, Akibat Kemarau Berkepanjangan di Jambi
KEKERINGAN: Seorang warga mencuci peralatan dapur di Sungai Batanghari yang keruh, Desa Sarang Burung, Muaro Jambi, Jambi, Senin (19/8/2024). Ratusan kepala keluarga di desa tersebut terpaksa memanfaatkan air Sungai Batanghari yang keruh untuk keperluan m--
JAMBI, JAMBIEKSPRES.CO-Musim kemarau yang berkepanjangan telah menyebabkan sumur-sumur milik warga di Kota Jambi mengalami kekeringan.
Krisis air bersih kini melanda beberapa wilayah Kota Jambi, memaksa sejumlah warga untuk bergantung pada sumur milik tetangga mereka demi memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Meskipun hujan telah turun di beberapa daerah, sebagian besar sumur warga masih tetap kering.
BACA JUGA:Kemarau Berkelanjutan Jadi Ancaman Bagi Petani di Sarolangun
BACA JUGA:Dampak Kemarau, Warga Sarolangun Minim Dapat Pasokan Air Bersih
Salah satu daerah yang terdampak adalah RT 32, Kelurahan Legok, Kecamatan Danau Sipin, di mana kekeringan air bersih telah melanda sejak tiga pekan terakhir.
Ahmad, salah seorang warga setempat, mengungkapkan bahwa hampir semua sumur di lingkungan mereka kini kering.
“Beberapa sumur masih menyisakan sedikit air, sehingga kami bisa saling berbagi dengan warga yang kekeringan. Namun, sering kali kami harus membeli air bersih, terutama saat ada hajatan atau keramaian,” kata Ahmad.
Meskipun hujan sudah turun sejak beberapa hari belakangan ini, namun kondisi itu belum merubah kondisi sumur yang masih kering.
Di daerah lain, seperti RT 29, Kelurahan Talang Bakung, Kecamatan Pal Merah, situasinya tidak jauh berbeda.
BACA JUGA:Petani Padi Rasakan Dampak Kemarau, Lahan Kering dan Berharap Bantuan Pengaliran Air dari Pemerintah
BACA JUGA:Siaga Karhutla 2024, Tanjabtim Bersiap Hadapi Musim Kemarau
Warga telah merasakan dampak serius dari kekeringan ini. Yenni, salah seorang warga, mengungkapkan bahwa ia terpaksa mengisi galon berukuran 30 liter dari sumur milik tetangga karena sumur di rumahnya sudah mulai keruh dan hampir kering.
“Kami sudah hampir dua minggu mengalami masalah ini. Sumur di rumah kami tidak lagi bisa digunakan akibat musim kemarau yang berkepanjangan. Kami terpaksa mengambil air dari sumur tetangga,” ujar Yenni.