Orang Indonesia Favoritkan Aplikasi Perpesanan untuk Komunikasi Bisnis
Country Director Meta Indonesia Pieter Lydian menyampaikan tren perpesanan bisnis dalam acara WhatsApp Business Summit 2024 di Jakarta--
JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO-Aplikasi perpesanan instan menjadi platform favorit bagi masyarakat Indonesia untuk berkomunikasi dengan bisnis, menurut studi terbaru yang dilakukan oleh Meta Indonesia.
Temuan ini diperkuat oleh riset dari Kantar, yang pada Maret 2024 merilis laporan "Riset Penggunaan Perpesanan Bisnis," menunjukkan bahwa 90 persen orang dewasa di Indonesia yang menggunakan internet mengirimkan pesan kepada bisnis setidaknya sekali dalam seminggu.
Country Director Meta Indonesia, Pieter Lydian, dalam acara WhatsApp Business Summit 2024 di Jakarta pada Kamis, mengatakan bahwa 87 persen konsumen di Indonesia memilih perpesanan sebagai metode utama untuk berkomunikasi dengan bisnis, angka ini melampaui rata-rata global yang mencapai 79,4 persen.
BACA JUGA:Meta AI Akan Rilis Lebih Dulu untuk Akun WhatsApp Bisnis di Indonesia
BACA JUGA:WhatsApp Luncurkan Tiga Fitur Baru untuk Meningkatkan Pemasaran Bisnis
Studi tersebut, yang dilakukan Meta bersama Boston Consulting Group (BCG) dalam "Survei BCG & Meta tentang Perpesanan Bisnis (Mei 2024)," melibatkan 400 bisnis dari berbagai skala.
Pieter menganjurkan pelaku usaha di Indonesia untuk memanfaatkan aplikasi perpesanan sebagai bagian dari strategi komunikasi bisnis mereka.
Pieter juga mengungkapkan bahwa teknologi kecerdasan artifisial (AI) dapat digunakan untuk mengoptimalkan perpesanan bisnis.
Berdasarkan studi Meta dan BCG, sebanyak 82 persen pelaku usaha telah menggunakan AI sebagai chatbot untuk memperlancar komunikasi dengan konsumen, sehingga berdampak positif pada skala usaha.
BACA JUGA:WhatsApp Hadirkan Fitur Baru untuk Stiker, Lebih Banyak Pilihan untuk Ekspresi Diri
BACA JUGA:WhatsApp Merombak Tampilan, Simak Perubahan Menarik di Aplikasi Chat Favorit Anda
AI, menurut Pieter, juga membantu komunikasi lintas bahasa antara pelanggan dan pemilik bisnis, memungkinkan ekspansi dengan strategi hyperlocal.
"Perjalanan AI baru dimulai dan akan mengubah cara kita berinteraksi antara penjual dan konsumen," tambah Pieter. (*)