Deflasi dan Penurunan Kelas Menengah Tidak Pengaruhi Kinerja Ekonomi dan Sektor Jasa Keuangan

Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar --

JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO-Mahendra Siregar, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), menyatakan bahwa meskipun terjadi deflasi selama empat bulan berturut-turut dan penurunan jumlah kelas menengah, kedua faktor tersebut tidak berdampak signifikan pada kinerja ekonomi nasional dan sektor jasa keuangan secara keseluruhan.
Dalam konferensi pers bulanan OJK untuk Agustus 2024, Mahendra menegaskan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap mencatatkan angka positif, dan sektor jasa keuangan tetap stabil meskipun situasi global yang penuh ketidakpastian.

BACA JUGA:OJK Ungkap Nilai Perputaran Ekonomi Industri Halal Indonesia Capai Rp36 Triliun

BACA JUGA:OJK Minta Bank Tingkatkan Due Diligence untuk Cegah Transaksi Judi Daring

"Kita melihat bahwa deflasi dan penurunan kelas menengah belum menunjukkan efek yang berarti terhadap sektor jasa keuangan dan pertumbuhan ekonomi," ungkap Mahendra.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan III-2024 tercatat tetap di atas 5 persen, yang dianggap sebagai pencapaian positif di tengah tantangan global, termasuk perlambatan ekonomi dan ketegangan geopolitik. Meskipun deflasi terjadi, inflasi inti pada Juli 2024 masih naik 1,95 persen dibandingkan tahun sebelumnya, yang menunjukkan adanya permintaan yang tetap tinggi.
Dalam sektor jasa keuangan, kredit perbankan tumbuh 12,4 persen pada Juli 2024 dibandingkan tahun lalu.

Sementara itu, piutang pembiayaan dari perusahaan pembiayaan meningkat 10,53 persen yoy menjadi Rp494,10 triliun, dan outstanding pembiayaan naik 23,97 persen menjadi Rp69,39 triliun pada Juli 2024, dibandingkan dengan bulan Juni yang sebesar 26,73 persen.

BACA JUGA:OJK Jambi Catat 14.099 Pembukaan Rekening Simpanan Pelajar

BACA JUGA:OJK Jambi Ingatkan Pelajar Jangan Tergiur Judi Online
Mahendra berharap bahwa kinerja sektor jasa keuangan dan ekonomi akan terus positif.

Pemerintah bersama OJK terus mengupayakan berbagai langkah untuk menangani potensi dampak negatif dari ketidakpastian global dengan menjaga daya beli masyarakat dan stabilitas sektor keuangan melalui koordinasi dalam forum KSSK (Komite Stabilitas Sistem Keuangan).
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan deflasi 0,03 persen pada Agustus 2024 secara bulanan, dengan inflasi tahunan mencapai 2,12 persen dan Indeks Harga Konsumen (IHK) di angka 106,06.

Proporsi kelas menengah dan menuju kelas menengah di Indonesia mencapai 66,35 persen dari total penduduk, meskipun terjadi penurunan sejak pandemi COVID-19, dari 57,33 juta (21,45 persen) pada 2019 menjadi 47,85 juta (17,13 persen) pada 2024.

BACA JUGA:OJK Tingkatkan Akses dan Layanan Keuangan bagi Difabel

BACA JUGA:OJK Pantau Dampak Volatilitas Ekonomi Global Terhadap Stabilitas Keuangan Domestik

Sebagian besar pengeluaran kelas menengah berfokus pada makanan dan perumahan, termasuk biaya sewa dan perabotan rumah tangga, namun tidak termasuk cicilan pembelian rumah atau Kredit Pemilikan Rumah (KPR). (*)

Tag
Share