Pertamina Eksplorasi Potensi Minyak Jelantah untuk Bahan Bakar Pesawat

SVP Business Development Pertamina Wisnu Medan Santoso (tengah) dalam acara diskusi di Jakarta--

JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO-PT Pertamina (Persero) mengungkapkan bahwa minyak goreng bekas atau minyak jelantah berpotensi untuk dikembangkan menjadi bahan bakar pesawat, atau avtur.
"Bioavtur idealnya harus mematuhi standar internasional seperti Carbon Offsetting and Reduction Scheme for International Aviation (Corsia). Saat ini, bioavtur berbasis minyak kelapa sawit belum sepenuhnya memenuhi standar tersebut, walaupun merupakan bahan baku utama. Minyak jelantah mungkin menjadi alternatif yang lebih sesuai," ujar SVP Business Development Pertamina Wisnu Medan Santoso dalam sebuah diskusi di Jakarta sebagaimana jambiekspres.co dari Antara.

BACA JUGA:Kilang Pertamina Plaju Fokus pada Produksi BBM Ramah Lingkungan

BACA JUGA:Pertamina Rencanakan Peningkatan Produksi Polytam di Kilang Plaju
Wisnu mengungkapkan bahwa pengembangan Sustainable Aviation Fuel (SAF) atau bioavtur masih dalam tahap diskusi dan kajian.

Pertamina saat ini sedang menilai berbagai opsi, termasuk metode pengumpulan minyak jelantah.
"Kami sedang mendiskusikan cara-cara untuk memanfaatkan jaringan SPBU dan agen-agen di seluruh Indonesia sebagai titik pengumpulan minyak jelantah. Proses ini masih dalam tahap awal dan belum final," jelas Wisnu.
Dia menambahkan bahwa meskipun teknologi untuk pengembangan SAF sudah siap, tantangan utamanya adalah memastikan ketersediaan bahan baku yang cukup.
"Teknologi kami siap, tetapi kami masih perlu memastikan pasokan bahan baku yang kontinuitasnya memadai. Jika pasokan tersebut stabil, kami percaya bahwa kami sudah siap untuk melanjutkan pengembangan SAF," kata Wisnu.

BACA JUGA:Pertamina Tegaskan Sanksi Keras untuk Agen dan Pangkalan yang Jual Elpiji di Atas HET

BACA JUGA:Pertamina Turunkan Harga BBM Mulai 1 September 2024, Ini Daftarnya Setiap Provinsi
Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko juga menyebutkan bahwa Indonesia memiliki potensi besar untuk memanfaatkan limbah minyak jelantah sebagai bahan bakar avtur, dengan estimasi potensi mencapai satu juta liter per tahun.
"Ketika harga avtur tinggi, minyak jelantah bisa menjadi alternatif yang menjanjikan. Proyek ini akan sangat bergantung pada harga avtur di pasar," tambah Handoko. (*)

Tag
Share