Perhatian pada Potensi Disfungsi Panggul Pascapersalinan Penting untuk Perempuan

Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Budi Iman Santoso saat memberikan kuliah umum tentang disfungsi dasar panggul di Salemba--

JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO-Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Budi Iman Santoso menekankan pentingnya kesadaran akan risiko disfungsi dasar panggul setelah melahirkan.

"Di Indonesia, satu dari dua perempuan yang telah melahirkan berpotensi mengalami prolaps atau disfungsi dasar panggul, yang dapat dicegah dengan pengetahuan dan tindakan tepat. Tanda awal seperti kencing yang keluar saat batuk selama kehamilan bisa menjadi indikasi kelemahan otot panggul," ujar Budi dalam kuliah umum di FKUI.

BACA JUGA:Vaksin Mpox di Indonesia Telah Mendapat Persetujuan WHO dan BPOM, Bukan Vaksin Eksperimental

BACA JUGA:Dokter Berikan Tips Stimulasi untuk Mengajari Anak Berbicara
Untuk membantu deteksi dan penanganan, Budi meluncurkan inovasi Pelvic Intelligence of One Solution (PI-ONE), sebuah sistem skrining yang mengintegrasikan evaluasi struktur dasar panggul dengan bantuan algoritma canggih.

“PI-ONE dirancang untuk memeriksa kondisi dasar panggul perempuan setelah melahirkan, memberikan pelatihan jika ditemukan kelemahan ringan, dan menghindari kerusakan berat yang memerlukan intervensi lebih serius,” jelasnya.
Menurut penelitian Budi, 2,5 persen perempuan yang pernah hamil mengalami kerusakan panggul, sementara 15 persen perempuan yang melahirkan mengalami masalah serupa, dengan risiko meningkat hingga 25-35 persen pada perempuan yang melahirkan pertama kali di usia di atas 35 tahun.

BACA JUGA:Mengatasi Dampak Radiasi Layar, Ini Tips dari Dokter Herbal untuk Kesehatan Mata Anak

BACA JUGA:Susu Ikan vs Susu Sapi, Mana yang Lebih Baik untuk Perkembangan Otak Anak?

Budi juga memperkenalkan model prediksi Budi Iman Santoso Assessment (BISA), yang mengevaluasi trauma otot dasar panggul dengan tiga pertanyaan utama, yang dapat menunjukkan kemungkinan kerusakan panggul antara 68 hingga 78 persen.
Budi menganjurkan agar perempuan rutin melakukan senam kegel atau latihan otot panggul bawah sebagai tindakan pencegahan.

“Latihan kegel sering tidak dilakukan secara konsisten, tetapi penting untuk dilakukan rutin selama tiga hingga enam bulan. Alternatif lainnya adalah menggunakan alat bio-feedback elektrik yang dapat mempercepat pemulihan otot panggul selama kehamilan dan mengatasi masalah seperti kencing keluar saat batuk,” tuturnya.
Ia juga mengingatkan pentingnya kesadaran terhadap kesehatan panggul dan menghindari menganggap remeh disfungsi dasar panggul.

BACA JUGA:Meningkatkan Daya Tahan Tubuh di Musim Hujan dengan Buah dan Sayur Kaya Vitamin C

BACA JUGA:Sekolah Diminta Edukasi Makanan Sehat untuk Cegah Obesitas Anak

“Banyak perempuan tidak memberi perhatian pada kesehatan panggul mereka karena dianggap tidak berbahaya. Namun, pencegahan dan penanganan dini sangat penting untuk mencegah masalah serius di masa depan,” tutupnya. (*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan