Susu Ikan Jadi Alternatif Protein Bagi Anak yang Tidak Menyukai Daging Ikan

Dua orang anak menunjukkan produk susu ikan saat peluncuran di Kandanghaur--

JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO- Prof. dr. Agussalim Bukhari, M.Clin.Med Ph.D Sp.GK Subs.KM, seorang Guru Besar Gizi Klinik di Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Makassar, menyarankan bahwa ekstrak ikan yang diubah menjadi produk susu dapat menjadi solusi bagi anak-anak yang tidak menyukai daging ikan.
"Transformasi produk dari bentuk alami, seperti ikan yang memiliki rasa amis, menjadi bentuk lain seperti susu bisa menjadi alternatif yang lebih diterima anak-anak. Sari ikan yang diproses menjadi susu adalah salah satu contoh penerapan teknologi ini," kata Prof. Agus sebagaimana dikutip jambiekspres.co dari Antara.

BACA JUGA:Susu Ikan, Inovasi Protein dari HPI Menjadi Pilihan Baru Konsumsi

BACA JUGA:Susu Ikan vs Susu Sapi, Mana yang Lebih Baik untuk Perkembangan Otak Anak?
Prof. Agus menjelaskan bahwa susu ikan dapat mengatasi masalah rasa amis yang sering menghalangi anak-anak dari mengonsumsi ikan.

Selain itu, bahan baku ikan yang banyak tersedia di perairan tawar dan laut memudahkan produksi sari ikan.
Semua jenis ikan, seperti ikan gabus, lele, salmon, dan ikan teri, dapat digunakan untuk membuat ekstrak ikan dalam bentuk susu bubuk.

Ikan-ikan ini memiliki kandungan nutrisi yang bermanfaat, seperti albumin, omega-3, dan lemak sehat.
Sebagai Ketua Komite Advokasi Percepatan Penurunan Stunting Kesehatan Ibu dan Anak dan SDG’s PB IDI, Prof. Agus mengungkapkan bahwa susu ikan memiliki beberapa keunggulan dibandingkan susu sapi.

BACA JUGA:Tangkal Radikal Bebas dengan Entrasol Can Susu Steril:

BACA JUGA:Dokter Spesialis Anak Ingatkan Bahaya Memberikan Susu Kambing pada Anak Alergi Susu Sapi

Selain mengandung protein berkualitas tinggi, susu ikan juga kaya akan omega-3 yang penting untuk perkembangan otak dan kesehatan jantung, yang tidak selalu ditemukan dalam susu sapi.
Susu ikan juga merupakan pilihan yang baik bagi anak-anak yang memiliki intoleransi laktosa atau alergi terhadap susu sapi, karena susu ikan rendah laktosa.
"Omega-3 dalam susu ikan memiliki manfaat luas, termasuk untuk pencegahan kanker, kesehatan jantung, perkembangan otak, dan sifat anti-inflamasi," tambah Prof. Agus.
Namun, ia juga mengingatkan bahwa proses pembuatan susu ikan, termasuk pasteurisasi, dapat mengurangi kandungan gizi ikan hingga 50%.

Oleh karena itu, penting untuk melengkapi asupan dengan sayur dan buah untuk memastikan kecukupan nutrisi.
Prof. Agus menekankan pentingnya fortifikasi dalam susu ikan untuk menambah vitamin dan mineral yang mungkin hilang selama proses produksi.
"Susu sapi juga dapat diperkaya dengan omega-3 berkat teknologi terbaru, yang memungkinkan penambahan nutrisi dan penghapusan bahan berbahaya," katanya.

BACA JUGA:Indahnya Negeri ‘Sekepal Tanah dari Surga yang Tercampak ke Bumi’ (Episode 2)

BACA JUGA:BMKG Deteksi Lima Kali Gempa Susulan Guncang Gianyar, Bali
Terakhir, ia menyarankan agar, jika ikan segar masih mudah didapatkan, lebih baik mengonsumsinya langsung.

Namun, susu ikan merupakan pilihan praktis bagi mereka yang kesulitan mengakses daging ikan atau mencari alternatif lain dari susu sapi yang lebih mahal. (*)

Tag
Share