Malnutrisi Perlu Segera Ditangani untuk Mencegah Penurunan Imunitas

Presiden Perhimpunan Nutrisi Indonesia Dr. dr. Luciana B. Sutanto, MS, SpGK(K) (dua kanan) dalam acara diskusi Pekan Sadar Malnutrisi 2024 tentang pencegahan malnutrisi sedari dini --

JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO- Guru Besar Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB, mengingatkan bahwa malnutrisi dapat berakibat serius, termasuk penurunan daya tahan tubuh, sehingga perlu penanganan yang cepat dan tepat.
Dalam diskusi bertema "Pekan Sadar Malnutrisi 2024" di Jakarta, Selasa, Ari menjelaskan bahwa malnutrisi, menurut WHO, mencakup kekurangan, kelebihan, atau ketidakseimbangan dalam asupan nutrisi dan energi.

"Ketika seseorang mengalami malnutrisi, daya tahan tubuhnya berkurang, sehingga mengobati pasien menjadi lebih sulit," ungkapnya.

BACA JUGA:Manfaat Susu dan Nutrisi bagi Tumbuh Kembang Anak

BACA JUGA:Ibu Hamil Harus Jaga Nutrisi dan Rutin Periksa Kandungan untuk Mencegah Stunting pada Anak
Dia menekankan bahwa malnutrisi dapat menimbulkan berbagai gangguan kesehatan, termasuk penurunan fungsi imunitas, mental, kekuatan otot, dan bahkan berisiko pada kesehatan jantung.

Salah satu tantangan besar, menurut Ari, adalah banyaknya kasus malnutrisi yang tidak terdiagnosis dengan baik, yang mengakibatkan keterlambatan dalam penanganan dan berujung pada peningkatan angka kematian serta morbiditas.
"Dekatkan pencegahan malnutrisi melalui pola makan seimbang guna membangun generasi yang sehat dan berkualitas," ujar Ari, menambahkan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, organisasi non-pemerintah, tenaga kesehatan, dan masyarakat dalam edukasi serta intervensi gizi.
Ari juga mengingatkan bahwa malnutrisi bukan sekadar masalah kekurangan gizi. Oleh karena itu, deteksi dini saat pasien bertemu dokter sangat penting.

BACA JUGA:Penting Memahami Pola Nutrisi Sehat Untuk Sahur dan Berbuka Puasa

BACA JUGA:Cukupi Nutrisi 1.000 Hari Pertama Kehidupan Anak

Penilaian malnutrisi harus dilakukan melalui anamnesis, pemeriksaan antropometri, tes laboratorium, dan pemeriksaan lainnya.
"Seseorang yang tampak kurus belum tentu malnutrisi, dan orang yang gemuk juga bisa mengalami malnutrisi," ujarnya.
Dr. Ray Wagiu Basrowi, peneliti dan praktisi di bidang kedokteran komunitas, menambahkan perlunya kolaborasi semua pihak untuk menciptakan lingkungan yang mendukung pencegahan malnutrisi.

Menurutnya, nutrisi yang baik sangat penting untuk meningkatkan kesehatan dan kualitas hidup masyarakat.
"Langkah pencegahan malnutrisi sangat penting untuk memastikan pertumbuhan anak yang optimal serta kesehatan masyarakat secara keseluruhan," jelas Ray.
Dia juga menyarankan pendekatan Health Belief Model (HBM) untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai risiko malnutrisi.

BACA JUGA:Perkembangan Motorik Anak Dapat Diasah di Rumah, Menurut Dokter

BACA JUGA:Dokter Spesialis Anak Soroti Pentingnya Gizi Seimbang untuk Perkembangan Motorik

Dengan pendekatan ini, diharapkan masyarakat lebih memahami manfaat tindakan pencegahan meski ada tantangan dalam akses makanan bergizi.
Ray menekankan perlunya menciptakan sinyal yang mendorong tindakan pencegahan, serta membangun keyakinan bahwa setiap individu dan keluarga mampu memenuhi kebutuhan gizi yang tepat.

"Perusahaan yang fokus pada nutrisi seharusnya menjadi mitra dalam usaha mencegah malnutrisi dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat," tambahnya. (*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan