Sinergi BUMN-Kampus Guna Capai Ketahanan Energi Nasional

Suasana Focus Group Discussion (FGD) mengenai Penguatan BUMN Menuju Indonesia Emas 2045.--

JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO-Institut Teknologi Bandung (ITB) menekankan perlunya sinergi yang lebih kuat antara Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sektor energi dan kampus di Indonesia untuk mempercepat dan mencapai ketahanan energi nasional.

Assistant Professor di Sekolah Bisnis Manajemen ITB, Dzikri Firmansyah, menyatakan bahwa kolaborasi ini sangat dibutuhkan mengingat Indonesia saat ini berada dalam fase transisi energi. Keterlibatan sektor akademik sangat penting agar proses transisi ini dapat berlangsung dengan baik.

"PLTU dan mesin uap mulai ditinggalkan. Ke depan, akan ada teknologi hijau. Oleh karena itu, komunikasi dan kolaborasi antara industri atau BUMN dengan kampus perlu dilakukan, melalui riset, kerja sama, magang, dan lain-lain, agar posisi yang dibutuhkan dapat terisi dan diimplementasikan dalam transisi energi," ujarnya dalam keterangannya di Jakarta.

BACA JUGA: ITB dan USAID Membuka Maker Innovation Space untuk Mahasiswa

BACA JUGA:ITB Dukung Kemendikbud Revitalisasi Alat Laboratorium Perguruan Tinggi

Dalam diskusi bertema Strategi ESG, yang membahas penguatan perusahaan energi dan migas di era transisi di Bandung, Jawa Barat, pada 12 September, Dzikri menjelaskan bahwa kolaborasi ini akan bermanfaat untuk meningkatkan kapasitas sektor energi nasional, termasuk peningkatan kualitas sumber daya manusia di Tanah Air.

Sebagai dukungan terhadap proses transisi energi, ITB telah membuka mata kuliah sustainability tahun ini, sebagai komitmen untuk mewujudkan keberlanjutan transisi energi di Indonesia.

"Ini adalah bukti ITB mengukuhkan komitmennya untuk mencapai sustainability di Indonesia," tambahnya.

Selain meningkatkan kolaborasi dengan dunia pendidikan, BUMN sektor energi seperti PLN dan Pertamina juga harus memperkuat sinergi untuk memaksimalkan potensi pengembangan di tanah air dan menghadapi tantangan pemenuhan energi.

"There are too many opportunities and challenges in energy sectors. Selain teknologi, ada juga biaya pokok produksi dan biaya lainnya. Karena itu, sinergi penting agar kita bisa bergerak maju dan BUMN energi menjadi lebih kuat," tegasnya.

Di sisi lain, Kepala Program Studi Teknik Mesin ITB, Pandji Prawisudha, menyampaikan bahwa untuk mendukung perluasan kolaborasi antara dunia pendidikan dan BUMN, pihaknya telah menyusun kurikulum yang memberi kebebasan kepada mahasiswa pada tahun keempat untuk memilih mata kuliah dan jumlah SKS.

Hal ini bertujuan untuk memberikan kesempatan bagi mahasiswa mengembangkan keterampilan multidimensi, sehingga menghasilkan lulusan yang kompeten dan beragam.

“Jika ada permintaan tertentu dari industri, kami akan menyesuaikan atau meng-customize kurikulum untuk memenuhi kebutuhan dunia kerja masa depan,” katanya. (*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan