Dibangun 1997, Penanda Geografis Ujung Paling Barat Indonesia
TUGU NOL KILOMETER: Pengunjung berfoto pada ikon Tugu Nol Kilometer Indonesia di Kota Sabang, Pulau Weh, Aceh, Sabtu (14/9/2024). --
Selain menikmati wisata sejarah di tugu tersebut, wisatawan juga bisa melakukan wisata bahari di sepanjang Pulau Weh di antaranya menyelam sambil mengamati ikan nemo.
Keberadaan daya tarik wisata Tugu Nol Kilometer itu pun menambah pemasukan ekonomi salah satunya kepada pelaku jasa transportasi pariwisata, Iswandi.
Pria asal Sabang itu pun merasakan dampak ekonomi, apalagi Aceh menjadi tuan rumah bersama Sumatera Utara untuk ajang PON XXI yang menarik minat kontingen dari 38 provinsi di tanah air untuk mengunjungi Sabang.
Pada hari biasa, ia biasanya mengantarkan satu kali perjalanan pergi pulang dari pelabuhan menuju tugu dan kembali ke pelabuhan.
Seiring peningkatan kunjungan wisatawan, ia bahkan melayani dua hingga tiga kali perjalanan.
Kondisi geografis Sabang di ujung barat Indonesia itu kembali mengingatkan lirik lagu wajib nasional berjudul “Dari Sabang Sampai Merauke” yang diciptakan oleh R Soehardjo pada 1961.
Dari lagu itu, Sabang di Pulau Weh, Provinsi Aceh, menjadi awal jajaran pulau-pulau di tanah air menyambung menjadi satu hingga di Merauke, Provinsi Papua, yang membentuk Indonesia.
Melalui titik Kilometer Nol itulah masyarakat di tanah air kembali disadarkan bahwa Indonesia yang raya dengan beragam latar, begitu penting untuk menjaga kedaulatan dan nasionalisme, semuanya demi keutuhan bangsa di pangkuan Ibu Pertiwi. (ant)