Nakhoda Kapal Perang yang Membangun Budaya Baca di Indonesia Timur
BUDAYA BACA: Komandan KRI Teluk Weda 526 Letkol Laut (P) Ricky Tacomariyanto (paling kanan) menularkan budaya membaca kepada anak-anak di Papua.FOTO : ANTARA --
Perpustakaan Apung KRI Teluk Weda 526 dijalankan sejak tahun 2023 dan hingga saat ini tercatat sudah bertambat di beberapa wilayah untuk menyajikan buku-buku berkualitas di Pulau Papua, mulai dari Sarmi, Nabire, Biak, Jayapura, Sorong, Tual, dan beberapa tempat lainnya.
Bahkan, pada peringatan Hari Anak Nasional di Bulan Juli 2024, KRI Teluk Weda 526 berlayar ke Pulau Kei Besar, Ambon, bersama Menteri Sosial 2020-2024 Tri Rismaharini dan memberikan ratusan judul buku hingga fasilitas yang diperlukan oleh sekolah, mulai dari kitab suci hingga komputer.
Ketika anak-anak diajak ke atas kapal perang, yang dilakukan pertama kali oleh Ricky yakni mengajak mereka berkeliling ke setiap sudut kapal berjenis amfibi yang memiliki kecepatan maksimal sebesar 16 knot itu.
Kapal yang dapat memuat sekitar 350-an prajurit tersebut pada dasarnya merupakan kapal angkut tank atau landing ship tank yang dibuat untuk pertahanan atau defense saat perang, yang dapat memuat 10 tank tempur utama Leopard atau 15 kendaraan tempur infanteri amfibi.
KRI Teluk Weda 526 juga memiliki dua helipad dengan dua hanggar, yang oleh Ricky sering kali digunakan untuk menggelar berbagai acara, termasuk membaca bersama anak-anak.
Di lorong-lorong kamar tidur prajurit, anak-anak dapat melihat pajangan foto para prajurit bersama keluarganya, yang membawa pesan tentang pentingnya menjaga kesetiaan pada orang-orang tercinta sekaligus mempertahankan loyalitas kepada negara sebagai seorang prajurit.
Di bagian kemudi kapal yang lebih dikenal sebagai anjungan, anak-anak akan dikenalkan bagaimana KRI Teluk Weda berlayar, mulai dari melihat koordinat arah angin, hingga mengeker jarak musuh menggunakan teropong.
“Jadi, saat bertugas itu kami tidak hanya menjaga kedaulatan negara di perairan, tetapi kita juga membuka sarana perpustakaan apung ini untuk berbagi pengalaman dengan anak-anak tentang bagaimana seluk-beluk TNI AL, profil seluruh prajurit TNI AL, sekaligus membaca buku,” ucap Ricky.
Selama berlabuh ke wilayah-wilayah pesisir di Indonesia Timur, Ricky dan seluruh prajuritnya melihat bahwa cita-cita yang dimiliki anak-anak masih sangat terbatas pada menjadi nelayan dan bagaimana menghasilkan uang dari hasil tangkapan laut.
Melalui kapal perang KRI Teluk Weda 526, ia bersama seluruh prajuritnya ingin memberikan lebih banyak pilihan mimpi pada anak-anak di Indonesia Timur agar mereka dapat berpikir lebih jauh.
“Bukan berarti ketika mereka tinggal di pesisir, mereka hanya bisa bekerja sebagai nelayan atau berdagang. Mereka juga bisa memiliki pengetahuan yang luas, bahwa mereka dapat menjadi orang-orang hebat, mereka bisa menjadi insinyur, astronom, ilmuwan, dokter, dan apa pun pilihan mimpi lainnya demi memajukan bangsa ini,” tuturnya.
Ketika anak-anak diajak ke atas helipad, para prajurit akan tampil dengan berbagai rupa kostum dari TNI AL dan berbagai rupa fungsinya, karena di atas kapal perang ada beragam profesi yang dibutuhkan, mulai dari nakhoda, teknisi, hingga dokter.
Buku-buku yang disajikan di perpustakaan apung juga beragam tema, mulai dari nonfiksi hingga fiksi, dengan cerita-cerita menarik yang dapat dinikmati semua umur, bahkan sebagian besar merupakan komik-komik tentang ekosistem laut yang dapat menanamkan rasa cinta bahari dan lingkungan kepada anak-anak.
“Kami banyak menyajikan buku-buku yang mengenalkan cinta bahari sebagai kekuatan Nusantara karena di dalam laut kita itu banyak sekali sumber daya alam untuk diolah dan dimanfaatkan,” ujar Ricky.
Selain Nugra Jasa Dharma Pustaloka, KRI Teluk Weda 526 juga berhasil menerima anugerah Soedirman Awards pada tahun 2023. Hingga kini, kapal itu masih terus berlabuh mendistribusikan buku di wilayah Timur Indonesia sekaligus mencerdaskan penduduknya.