Waspada Penyakit tidak Menular, Dinkes Deteksi Dini PTM untuk Pegawai hingga Pelajar

Ilustrasi - Kenali Penyakit Tidak Menular--

JAMBI, JAMBIEKSPRES.COPenyakit Tidak menular (PTM) telah menjadi penyebab utama kematian dan kecacatan di Indonesia. 

Padahal, risiko PTM dapat dicegah dengan skrining dini serta penerapan gaya hidup sehat, seperti yang dianjurkan dalam Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas).

Dalam upaya menekan angka PTM, Dinas Kesehatan Kota Jambi menggelar kegiatan deteksi dini faktor risiko PTM yang menyasar pegawai pemerintah, masyarakat umum, dan pelajar. 

Dokter Program PTM, Anang Budi, menyampaikan bahwa program ini bertujuan mengidentifikasi faktor risiko utama PTM seperti merokok, pola makan tidak sehat, kurang aktivitas fisik, obesitas, stres, konsumsi alkohol, hipertensi, hiperglikemi, dan hiperkolesterol. 

BACA JUGA:Vaksinasi Bantu Cegah Penyakit Tangan, Kaki, dan Mulut pada Anak

BACA JUGA:Nutrive Benecol dan Apotek K24 Dorong Pencegahan Penyakit

"Deteksi ini diikuti dengan konseling kesehatan serta rujukan ke fasilitas layanan kesehatan jika diperlukan," kata Anang.

Dalam pemeriksaan ini, dilakukan pula tes kadar gula darah, kolesterol, asam urat, tekanan darah, serta pengukuran berat badan, tinggi badan, dan lingkar perut. Dinas Kesehatan berharap kegiatan ini bisa diadakan secara berkala, minimal setiap enam bulan, agar setiap Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemkot Jambi dapat mencegah risiko PTM sejak dini.

Sebagai bagian dari program ini, Dinas Kesehatan Kota Jambi, Kamis (31/10/2024) melaksanakan pemeriksaan PTM bagi seluruh pegawai Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) di Kantor Walikota Jambi. Pemeriksaan ini dilakukan secara gratis oleh tim dari Puskesmas Paal Merah 2 Kota Jambi. 

"Program ini tidak hanya untuk ASN, tetapi juga terbuka bagi masyarakat umum dan siswa sekolah yang dapat melakukan pemeriksaan gratis di puskesmas. Tapi kami juga lakukan upaya jemput bola," ungkap Anang.

Anang menyebutkan, tren PTM di Kota Jambi terus meningkat, bahkan ditemukan pada usia yang lebih muda. 

"Diabetes kini tidak hanya dialami oleh mereka yang berusia di atas 50 tahun, tetapi juga oleh usia 30, bahkan 20 tahun. Hal yang sama berlaku untuk hipertensi dan penyakit jantung," kata Anang.

Menurut Anang, gaya hidup kurang sehat, pola makan buruk, dan faktor keturunan meningkatkan risiko PTM. 

"Saya pernah menemui siswa sekolah yang kadar gula darahnya mencapai 400 mg/dL, jauh di atas batas normal 200 mg/dL. Kondisi ini disebabkan oleh konsumsi minuman berkadar fruktosa tinggi, yang bila dibiarkan bisa menyebabkan diabetes di usia 20-an," jelasnya.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan