Gerak Cepat Melawan Musuh Bebuyutan Bernama Judi Online
Warga menunjukan data penggunaan ponsel saat sosialisasi literasi digital di RPTRA Intiland Teduh Semper Barat--
JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO-Pemerintah dan masyarakat kini bergerak cepat menghadapi tantangan serius dari judi online, sebuah ancaman yang sudah lama ada di tengah masyarakat.
Lagu “Judi” karya Rhoma Irama yang dirilis pada 1988 menjadi bukti betapa aktivitas perjudian telah meresahkan sejak dulu, meski kini bentuknya berkembang dengan kemajuan teknologi.
Popularitas judi online semakin meluas, dengan banyaknya pengguna internet yang terpapar iklan judi di media sosial.
Menurut survei Populix awal tahun ini, sebanyak 82 persen pengguna internet di Indonesia mengaku pernah melihat iklan judi online.
Aktivitas ini merugikan, terutama bagi mereka yang berpendapatan rendah, seperti yang tercermin dalam data Populix yang menunjukkan bahwa nominal taruhan rata-rata di bawah Rp100.000.
Dampak finansial dari judi online cukup signifikan, dengan data dari PPATK menunjukkan perputaran uang mencapai Rp174,56 triliun hanya dalam semester pertama 2024.
Pemerintah terus melakukan upaya pemblokiran konten judi online melalui Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi), yang sejak pemerintahan baru ini telah memblokir lebih dari 283.000 konten terkait.
Namun, perjuangan ini tidak semudah memutus akses saja. Judi online seperti Hidra, yang terus menumbuhkan kepala baru setiap kali satu kepala dipotong.
Karena itu, seperti Herkules yang bekerja sama dengan saudaranya Iolaus untuk melawan Hidra, pemerintah membutuhkan kerja sama semua pihak, mulai dari penegak hukum hingga masyarakat.
Selain tindakan teknis, literasi digital juga menjadi kunci penting dalam melawan godaan judi online.
Literasi digital membantu individu memahami risiko dan manfaat dunia maya, memungkinkan mereka untuk membuat keputusan yang bijak.
Literasi ini perlu diterapkan di segala usia, bukan hanya anak-anak dan remaja, tetapi juga orang dewasa dan lansia.
Dengan kemampuan literasi digital, seseorang dapat memilih aktivitas online yang positif dan produktif, yang bermanfaat bagi dirinya.
Pada akhirnya, literasi digital membantu pengguna menyadari bahwa internet dan teknologi ibarat pedang bermata dua.
Penggunaan yang bijak dapat membawa manfaat, sementara pilihan yang buruk, seperti terjerumus ke dalam judi online, hanya akan mendatangkan masalah.
Sebagaimana pesan Rhoma Irama dalam lagunya, berjudi hanya akan membawa pada kekalahan dan kemiskinan, terlepas dari berapa pun kemenangan yang mungkin diraih. (*)