Kipas Angin dan Mandi Malam Tidak Sebabkan Pneumonia
etugas medis Dinas Kesehatan Kendari mempersiapkan suntikan PCV untuk balita di Pos Pelayanan Keluarga Berencana--
JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO– Menurut dr. Wahyuni Indawati, Sp.A (K), dokter spesialis anak dengan subspesialisasi respirologi, penggunaan kipas angin dan kebiasaan mandi malam tidak langsung menyebabkan pneumonia, meskipun keduanya dapat berperan dalam memperburuk kondisi kesehatan dalam beberapa situasi.
Pneumonia, yang merupakan peradangan pada paru-paru yang disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, jamur, atau parasit, lebih sering terjadi akibat paparan mikroorganisme patogen.
Dalam hal ini, dr. Wahyuni menjelaskan bahwa kipas angin bukanlah penyebab langsung pneumonia. Namun, di ruang tertutup yang terkontaminasi oleh bakteri, kipas angin dapat memperburuk penyebaran mikroorganisme melalui udara, khususnya jika ada orang yang terinfeksi di dalamnya.
Bakteri dapat berpindah melalui droplet—seperti air liur yang terlempar saat batuk, bersin, atau berbicara—dan jika terkena kipas angin, droplet tersebut bisa tersebar di seluruh ruangan.
Selain itu, dr. Wahyuni juga menanggapi mitos tentang mandi malam yang sering dianggap sebagai pemicu pneumonia. Menurutnya, mandi malam tidak memiliki hubungan langsung dengan penyakit ini.
Meskipun mandi dengan air dingin dapat memengaruhi suhu tubuh, perubahan tersebut tidak cukup signifikan untuk menyebabkan pneumonia secara langsung.
Namun, pada anak-anak yang sedang dalam kondisi tubuh lemah atau kurang sehat, perubahan suhu ini bisa menurunkan daya tahan tubuh mereka, yang pada gilirannya meningkatkan risiko infeksi.
Pneumonia tetap menjadi salah satu penyakit yang paling mematikan di dunia, terutama di kalangan anak-anak.
Data dari UNICEF menunjukkan bahwa sekitar 2.200 anak di bawah usia lima tahun meninggal setiap hari akibat pneumonia, sementara di Indonesia, pneumonia menyumbang 14,5 persen dari kematian bayi dan 5 persen kematian balita.
Vaksinasi menjadi salah satu langkah utama dalam pencegahan pneumonia. Vaksin konjugat pneumokokus (PCV), yang kini mencakup versi terbaru PCV15, terbukti efektif dalam mengurangi angka kejadian pneumonia pada anak-anak. Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kesehatan juga terus mendorong vaksinasi untuk melindungi generasi muda dari penyakit ini. (*)