RSRM Klaim Obat Tak Habis, DPRD Bakal Panggil Manajemen RSUD Telusuri Kebenaran
Wakil Direktur Pelayanan RSUD Raden Mattaher dr. Anton Trihartanto--
JAMBI, JAMBIEKSPRES.CO - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Raden Mattaher Jambi kehabisan stok obat. Informasi ini diketahui dari postingan salah seorang dokter di rumah sakit terbesar di provinsi Jambi itu. Namun, manajemen RSUD milik Pemprov Jambi membantahnya, dan menyebut hanya satu jenis obat untuk bius operasi berat yang sempat habis.
Sebelumnya, isu itu dilihat dari media sosial salah satu dokter RSUD Raden Mattaher Jambi memposting keluhannya mengenai ketersediaan stok obat yang habis di rumah sakit plat merah tersebut.
“Mattaher gaada obat, Apotek tutup,” sebut salah satu dokter RSUD Raden Mattaher pada unggahannya.
BACA JUGA:Demo Besar-besaran Honorer RSUD Mattaher Jambi, Tuntut Keadilan dan Kesempatan Jadi PPPK
BACA JUGA:RSUD Hanafie Bungo Disorot dalam Debat Kandidat, Ini Klarifikasi Direkturnya
Menanggapi itu, Wakil Direktur RSUD Raden Mattaher Anton Trihartanto membantah isu stok obat habis. Namun, dia mengaku stok salah satu obat yang dikeluhkan memang sempat habis, tapi, sekarang sudah tersedia. Menurutnya, obat yang habis itu merupakan obat yang terbatas yang dibeli di perusahaan milik BUMN.
“Sudah terpenuhi. Obat narkotik untuk operasi non emergency (yang sebelumnya sempat habis), obat ini digunakan untuk operasi berat, dan sangat terbatas,” kata Anton.
Anton menegaskan bahwa proses pelayanan lainnya tidak bermasalah dan sudah berjalan seperti biasa.
Adapun pasien elektif atau pasien operasi terjadwal, lanjut Anton, sudah kembali ke jadwalnya.
“Untuk pasien operasi emergency masih jalan seperti biasanya,” jelasnya.
Menanggapi hal tersebut, anggota Komisi IV DPRD Provinsi Jambi Ahmad Kusairi memastikan pihaknya bakal menyurati pihak RSUD Raden Mattaher Jambi untuk menelusuri kebenaran informasi tersebut.
“Nanti akan kita surati dan panggil bersama ketua dan anggota. Minggu depan, sekarang lagi reses,” kata Ahmad Kusairi.
Kata Dia, pihaknya menyayangkan jika itu benar-benar terjadi. Pasalnya, stok obat harus selalu ada, RSUD juga dianggarkan dari APBD setiap tahunnya.
“Nanti kalau terbukti, kita akan evaluasi kinerja Direktur, dan akan kita lapor kepada gubernur apakah masih mau dipakai atau tidak,” pungkasnya. (*)