Kista Sering Ditemukan pada Perempuan Usia 20 hingga 30-an, Ini Penjelasan Dokter Spesialis

RSUD Raja Ahmad Tabib (RAT) Provinsi Kepri sukses melaksanakan operasi laparoskopi kista ginjal perdana.--

JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO– Kista, kantong berisi cairan atau substansi lain yang terbentuk dalam tubuh, banyak ditemukan pada perempuan yang berada di rentang usia 20 hingga 30 tahun.

Menurut dr. Ivander Utama, SpOG, MSc, dokter spesialis obstetri dan ginekologi dari RSIA Bunda Jakarta, kebanyakan kista tidak menimbulkan gejala yang jelas, sehingga sering kali tidak terdeteksi hingga seseorang menjalani pemeriksaan medis rutin.
Dr. Ivander menekankan pentingnya pemeriksaan rutin pada organ kandungan, sama seperti pentingnya pemeriksaan gigi secara teratur.

"Kista sering tidak menimbulkan gejala yang langsung terlihat. Oleh karena itu, pemeriksaan secara rutin penting dilakukan untuk mendeteksi masalah kesehatan lebih awal," katanya dalam wawancaranya dengan ANTARA, Rabu (4/12) di Jakarta.

BACA JUGA:Kista Bawaan yang Dibiarkan Berisiko Timbulkan Komplikasi Serius

BACA JUGA:Terapi Farmakologi Berbasis Sel dan Genetik Sebagai Harapan Baru Pengobatan Kanker
Kista dapat ditemukan pada berbagai organ tubuh, termasuk ovarium (indung telur), payudara, ginjal, dan kulit.

Proses deteksi kista sering kali dilakukan melalui pemeriksaan ultrasonografi (USG), yang merupakan alat medis umum untuk memeriksa kesehatan organ reproduksi, kesehatan pra-nikah, pemeriksaan kehamilan, atau hanya sekadar pemeriksaan rutin.

Jenis-Jenis Kista yang Ditemui pada Perempuan
Menurut dr. Ivander, ada berbagai jenis kista yang dapat terbentuk pada tubuh manusia, antara lain kista ovarium (indung telur), kista payudara, kista epidermoid, kista dermoid, kista ganglion, hingga kista ginjal.

Kista-kista ini sering kali tidak menimbulkan gejala atau gangguan kesehatan yang berat, meskipun beberapa jenis kista, seperti kista endometriosis, bisa menyebabkan rasa sakit yang intens, terutama saat menstruasi.
Munculnya kista dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk faktor genetik, infeksi, gangguan pada sel tubuh, peradangan kronis, penyumbatan saluran tubuh, atau infeksi parasit.

Namun, dr. Ivander menegaskan bahwa kista bukan disebabkan oleh pola makan tertentu.

"Tidak ada bukti yang mendukung bahwa makanan atau minuman tertentu dapat menjadi penyebab langsung terbentuknya kista," ujar dr. Ivander.

Mitos Terkait Penyebab Kista
Terdapat sejumlah mitos yang berkembang dalam masyarakat mengenai penyebab kista. Salah satu mitos yang beredar adalah bahwa malas mengganti celana dalam dapat menyebabkan kista.

"Itu hanya mitos belaka," tegas dr. Ivander.

BACA JUGA:Terapi Farmakologi Berbasis Sel dan Genetik Sebagai Harapan Baru Pengobatan Kanker

BACA JUGA:Inovasi Penanganan Kanker Rektum Bisa Dilakukan Tanpa Buang Anus

Menurutnya, penyebab utama kista lebih berkaitan dengan faktor-faktor biologis dan medis seperti gangguan hormonal, keturunan, atau masalah kesehatan lainnya, bukan kebiasaan sehari-hari.

Gejala Kista yang Perlu Diperhatikan
Kista yang tumbuh di bagian luar tubuh, seperti pada wajah, leher, atau punggung, sering kali terlihat sebagai benjolan.

Namun, kista yang muncul di dalam tubuh, seperti pada ovarium, biasanya tidak menunjukkan tanda-tanda yang tampak jelas. Salah satu kekeliruan umum adalah menganggap perut buncit sebagai tanda adanya kista ovarium.
"Perut buncit bukanlah gejala khas kista ovarium. Banyak faktor lain yang bisa menyebabkan perut buncit, seperti miom (mioma uteri), obesitas, atau bahkan kehamilan. Kista ovarium seringkali tidak memberikan gejala yang kasat mata," kata dr. Ivander.

Penanganan Kista Berdasarkan Jenisnya
Penanganan terhadap kista sangat bergantung pada jenis kista yang ditemukan dan sejauh mana keluhan yang dirasakan oleh pasien.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan