Obat untuk TBC pada Ibu Hamil Dinilai Aman, Berisiko Kecil

Ilustrasi ibu hamil (ANTARA/Pexels/Pavel Danilyuk) --

JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO- Dokter spesialis respirologi anak dari RSCM, dr. Wahyuni Indawati Sp.A(K), menyatakan bahwa penggunaan obat untuk mengobati tuberkulosis (TBC) pada ibu hamil dianggap aman dan memiliki risiko yang rendah.

"Obat yang diberikan kepada ibu hamil untuk mengobati TBC sudah melalui penelitian dan evaluasi risiko yang teliti oleh bidan atau dokter spesialis penyakit dalam. Risiko bahaya bagi janin sangat dipertimbangkan, sehingga manfaatnya jauh lebih besar dibandingkan dengan risikonya," katanya dalam diskusi daring di Jakarta.

Wahyuni menjelaskan bahwa kemungkinan penularan TBC dari ibu ke anak tergantung pada waktu infeksi. Jika TBC menyerang paru-paru, risiko penularan kepada bayi terjadi saat kelahiran.

Namun, jika bakteri TBC masuk ke dalam pembuluh darah, bayi dapat terinfeksi sejak dalam kandungan melalui plasenta.

BACA JUGA:Sambut HUT Bhayangkara ke-78, Polda Jambi Gelar Olahraga Bersama

BACA JUGA:Mengkhawatirkan, Penderita HIV/AIDS di Batanghari Capai 95 Kasus

Secara umum, kemampuan penularan TBC oleh anak ke lingkungan sekitar cenderung kecil karena jumlah bakteri yang lebih sedikit dibandingkan dengan orang dewasa. Namun, pada anak usia 0-18 tahun, terutama di atas 10 tahun, kemungkinan penularannya lebih tinggi jika terinfeksi.

Untuk mendeteksi TBC pada anak, terdapat beberapa metode pemeriksaan seperti pemeriksaan dahak, yang sekitar 90 persen bakteri masuk melalui saluran pernapasan. Selain itu, ada tes cepat molekuler yang dapat mengidentifikasi keberadaan bakteri TBC pada anak, terutama bagi yang sulit mengeluarkan dahak.

"Pemeriksaan tambahan lainnya meliputi imunopatologi untuk mengecek respons tubuh terhadap bakteri dan tes Mantoux. Dalam tes Mantoux, akan disuntikkan seperti BCG di bawah kulit dan hasilnya dilihat setelah dua hari apakah ada reaksi positif berupa benjolan dengan diameter lebih dari satu sentimeter," jelasnya. (ant)

 

Tag
Share