Gibran Tak Bisa Bergerak Bebas Jika di Gerindra
Pengamat politik Adi Prayitno saat konferensi pers--
JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO-Pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah, Adi Prayitno, mengungkapkan bahwa Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka tidak akan dapat berakselerasi banyak jika bergabung dengan Partai Gerindra.
Menurutnya, posisi Gibran dalam partai tersebut akan terasa kurang signifikan, mengingat Ketua Umum Gerindra, Prabowo Subianto, sudah menjabat sebagai Presiden RI.
"Gibran tidak akan bisa bermanuver banyak di Gerindra karena ada Prabowo yang sudah menjadi presiden. Auranya akan tertutup oleh Prabowo," ujar Adi Prayitno dalam wawancara dengan ANTARA.
Adi juga menilai bahwa Gibran akan lebih memiliki ruang untuk berkembang jika bergabung dengan Partai Golkar. Di Golkar, menurutnya, Gibran bisa lebih berakselerasi karena tidak ada sosok yang sudah menjabat sebagai presiden atau wakil presiden.
BACA JUGA:Iktibar Bagi Kader Gerindra, SAH Tekankan Adab Lebih Tinggi Dari Ilmu
BACA JUGA:Banjir Pesanan, Bingkai Foto Prabowo-Gibran Laris Manis Usai Pelantikan
"Golkar relatif masih terbuka untuk Gibran. Dengan dia bergabung, Golkar seperti punya wapres sekarang," tambahnya.
Selain itu, Adi menyebut bahwa bergabungnya mantan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) ke Partai Golkar juga akan menguntungkan secara politik. Menurutnya, jika Jokowi merasa terus-terusan diserang oleh PDI Perjuangan, bergabung dengan Golkar bisa menjadi pelindung politik yang kuat.
"Jokowi butuh back up jika terus-menerus diserang PDI Perjuangan. Bisa saja ke depan tensi antara PDI Perjuangan dan Golkar akan semakin memanas," ujar Adi.
Adi juga menganggap bahwa keanggotaan kehormatan yang diberikan kepada Jokowi dan Gibran di Partai Golkar menambah dinamika politik di Indonesia. Ia mengatakan bahwa kedua tokoh tersebut, meskipun tidak secara langsung terlibat dalam struktur partai, sudah memiliki kedudukan strategis yang dapat mendukung mereka dalam berbagai manuver politik ke depan.
"Secara politik, dengan status anggota kehormatan di Golkar, Jokowi dan Gibran sudah menguatkan posisi mereka. Meskipun kita tidak tahu persis kewenangan mereka, Golkar adalah partai dengan perolehan suara besar dalam pileg," tambah Adi.
Sebelumnya, pada Rabu (4/12), Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto, mengonfirmasi bahwa Jokowi dan keluarganya sudah tidak lagi menjadi bagian dari PDI Perjuangan. Hasto menjelaskan bahwa keduanya tidak lagi sejalan dengan cita-cita ideologis partai yang diperjuangkan sejak zaman Presiden pertama RI, Soekarno. (ant)