Rezim Baath Suriah Runtuh
Kekuasaan 61 tahun Partai Baath di Suriah tumbang pada Minggu (8/12/2024) setelah ibu kota Damaskus lepas dari kendali rezim Assad. /ANTARA/Anadolu/py--
MOSKOW, JAMBIEKSPRES.CO-Perdana Menteri Suriah Mohammad Ghazi Al-Jalali mengaku masih belum mengetahui kondisi maupun keberadaan Presiden Suriah Bashar Al-Assad berikut menteri pertahanannya Ali Mahmoud Abbas.
"Saya tak memiliki informasi apapun soal keberadaan Presiden Bashar Al-Assad dan Menhan Ali Abbas," ucap Al-Jalali kepada televisi Arab Saudi Al Arabiya melalui saluran telepon, Ahad.
Al-Jalali sebelumnya menyatakan bahwa dirinya dan 18 menteri kabinet Suriah lainnya membuat keputusan teguh untuk tetap bertahan di Damaskus dan tidak akan melarikan diri ke negara lain.
Ia juga menyatakan bahwa pihaknya telah menjalin komunikasi dengan pimpinan kelompok oposisi Hayat Tahrir Al-Sham (HTS) yang telah memasuki Ibu Kota Suriah.
BACA JUGA: Australia Lolos ke 16 Besar setelah Tundukan Suriah
BACA JUGA:Dasco Sebut Jabatan Utusan Khusus Presiden Boleh Kosong
Selain Presiden Assad dan Menhan Abbas, keberadaan Menteri Luar Negeri Bassam Sabbagh juga tak diketahui anggota kabinet yang masih bertahan di Damaskus, ucap Menteri Komunikasi Iyad Mohammad Al-Khatib.
Ia juga memastikan bahwa kelompok oposisi yang merebut Damaskus menjamin keselamatan menteri-menteri yang masih ada di Damaskus.
Selain itu, Khatib berkata bahwa ia justru mengetahui kabar dugaan kaburnya Presiden Assad ke luar Suriah dari laporan media yang beredar.
Situs pelacak penerbangan Flightradar24 melaporkan bahwa sebuah pesawat Ilyushin IL-76 milik Syrian Air terdeteksi terbang di langit Damaskus pada pukul 2 pagi waktu setempat dan hilang 40 menit kemudian di Kota Homs.
Pesawat tersebut hilang dari pantauan radar dengan ketinggian terakhir tercatat 1.624 kaki dengan kecepatan hanya 62 mil per jam. Keberadaan pesawat tersebut kini tak diketahui.
Kantor kepresidenan Suriah pun membantah berita yang diwartakan media setempat bahwa Presiden Assad kabur keluar Suriah.
Sementara itu, sejumlah video yang disebarluaskan media Arab memperlihatkan kerumunan masyarakat di Damaskus menumbangkan tugu Hafez Al-Assad, Presiden Suriah periode 1971--2000 dan ayah dari Bashar Al-Assad.
Video lain menunjukkan warga Damaskus secara leluasa memasuki istana kepresidenan untuk berfoto dan berusaha mengambil lukisan yang tergantung di dinding, tanpa adanya intervensi pihak keamanan.