Warga Asing, Senang Belajar Budaya Indonesia
REFRESH PROGRAM 2024: Para peserta penerima Beasiswa Seni dan Budaya Indonesia (BSBI) "Refresh Program 2024" tampil di Royal University of Fine Arts di Phnom Penh, Kamboja, Rabu (4-12-2024). --
Cerita Para Alumni Beasiswa Seni dan Budaya Indonesia
Malam itu tidak hanya Shopey yang tersenyum. Lebih dari 20 orang alumnus Beasiswa Seni dan Budaya Indonesia (BSBI) juga terlihat bergembira di aula milik negara Indonesia itu.
SREANG Shopey, perempuan muda asal Kamboja, tampak tersenyum saat tiba di aula Kedutaan Besar Republik Indonesia, Rabu (4/12) malam sekitar pukul 18.30 waktu setempat.
Shopey saat itu mengenakan baju adat daerah Kamboja berwarna merah. Dengan senyum tersungging, ia tidak canggung untuk memasuki aula Kedubes Indonesia di Phnom Penh.
Shopey, perempuan berusia 22 tahun, merupakan seorang alumnus program BSBI. Pemilik salah satu kafe di Phnom Penh itu pernah menikmati beasiswa budaya dari Kementerian Luar Negeri tersebut. Namun sayangnya, beasiswa pertama yang diperolehnya saat pandemi sehingga pembelajarannya pun dilaksanakan melalui daring.
Pada 2023, ia pun kembali mengikuti program BSBI. Ia kemudian dikirim ke Kalimantan Timur, Indonesia, untuk belajar kebudayaan dan seni terutama seni tari.
Kini, ia kembali mengikuti BSBI 2024 Refresh Program. Ia tidak ragu untuk setuju saat dihubungi Kementerian Luar Negeri agar kembali mengikuti program belajar memahami kebudayaan Indonesia di Kamboja itu.
“Saya senang dengan Indonesia, budaya Indonesia. Saya suka dan saya pikir program ini bagus untuk orang asing sehingga bisa kenal dan tahu tari Indonesia, budaya Indonesia,” kata Shopey dengan bahasa Indonesia yang masih terbatas, malam itu.
Momvan Davin, mahasiswa dari Royal University of Fine Arts di Phnom Penh, Kamboja, juga bergembira pada malam itu.
Alumnus BSBI 2021 itu mengatakan senang dengan kebudayaan Indonesia karena ia merasa Indonesia satu keluarga dengan kebudayaan Kamboja.
“Saya suka budaya Indonesia, seperti yang saya katakan sebelumnya, kita memiliki sejarah di masa lalu, kita seperti keluarga dalam kebudayaan, seperti candi, tulisan Sansekerta,” kata Davin dengan bahasa Indonesia yang dicampur dengan bahasa Inggris.
Vadsana Denchampa, perempuan asal Laos yang merupakan alumnus BSBI tahun 2009, sepakat bahwa budaya Indonesia mengagumkan. Perempuan yang bekerja di Kementerian Pertahanan Laos itu terpesona dengan budaya Bali sejak pertama kalinya menginjakkan kakinya di Pulau Dewata saat mengikuti program BSBI pada 2009.
“Tari, gamelan, dan melukis, saya menyukai budaya Indonesia, khususnya Bali, l love Bali,” kata perempuan yang memiliki panggilan Noy dengan bahasa Indonesia cukup lancar.
Hal senada juga dirasakan oleh Thippavan Thongphachanh. Perempuan asal Laos tersebut mengatakan mencintai kebudayaan Indonesia, terutama Bali. “Bali sangat Indah di pagi hari,” katanya.