Waketum PAN Sebut Partainya Dukung 'Presidential Threshold' Nol Persen
Waketum PAN sekaligus Wakil Ketua MPR RI Eddy Soeparno usai menjalani Sidang Terbuka Promosi Doktor Program Studi Ilmu Politik--
JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO- Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Eddy Soeparno mengungkapkan bahwa partainya mendukung agar ambang batas presiden (presidential threshold) diturunkan menjadi nol persen.
Menurutnya, hal ini akan memberikan peluang lebih besar bagi putra-putri terbaik Indonesia untuk bertarung dalam Pemilu Presiden (Pilpres) mendatang.
"PAN juga mengusulkan agar presidential threshold itu jadi nol persen, ada alternatif untuk menghadirkan putra-putri terbaik Indonesia di pilpres yang akan datang itu menjadi semakin besar," kata Eddy Soeparno saat menghadiri Sidang Terbuka Promosi Doktor Program Studi Ilmu Politik di Fakultas Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Indonesia (UI), Depok, Jawa Barat.
Selain itu, Eddy juga menyatakan bahwa PAN mendukung penurunan ambang batas parlemen (parliamentary threshold) dari empat persen menjadi lebih rendah.
Hal ini bertujuan untuk meningkatkan keterlibatan partai politik di Senayan serta memastikan representasi masyarakat yang lebih luas.
"Agar representasi masyarakat yang dilakukan melalui partai politik yang ternyata kemudian tidak lolos parliamentary threshold, percuma, tidak terbuang saja," tambah Eddy.
Pernyataan tersebut disampaikan Eddy dalam menjawab pertanyaan dari Dr. Sri Budi Eko Wardani, M.Si, salah satu penguji dalam Sidang Terbuka Promosi Doktor. Dr. Sri mengkritik kebijakan parliamentary threshold yang dinilai terlalu tinggi dan dapat mendorong pragmatisme di kalangan partai politik, yang lebih fokus mengejar suara daripada menjunjung idealisme.
"Jadi partai dipaksa untuk mengejar empat persen, kemudian dia akhirnya menjadi vote seeking, menjadi tidak punya jati dirinya, dia harus mengejar parliamentary threshold untuk masuk DPR," ujar Sri.
Sebagai tanggapan, Eddy mengungkapkan bahwa pandangannya terkait penurunan parliamentary threshold juga sudah dia sampaikan kepada Ketua Umum PAN.
"Kebetulan pandangan (penurunan parliamentary threshold) tersebut saya sampaikan kepada ketua umum saya," ujarnya.
Dalam sidang terbuka tersebut, Eddy mempresentasikan disertasinya yang berjudul "Transformasi Perubahan Partai di Indonesia: Studi Kasus Partai Amanat Nasional Periode 2016-2022".
Penelitian tersebut berargumentasi bahwa PAN telah bertransformasi dari partai ideologis-konfrontatif yang berfokus pada kebijakan (policy-seeking) menjadi partai pragmatis-kooperatif yang lebih berorientasi pada perolehan suara dan jabatan (vote & office seeking).
Acara yang berlangsung di Ruang Auditorium Juwono Sudarsono FISIP UI itu juga dihadiri oleh sejumlah pejabat penting, termasuk Wakil Menteri Transmigrasi Viva Yoga Mauladi, Wakil Menteri Perdagangan Dyah Roro Esti, Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat, Ketua Komisi VII DPR RI Saleh Partaonan Daulay, dan Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Eko Hendro Purnomo alias Eko Patrio. (*)