Sudah Memiliki Sekitar 80 Desain Sepatu Kulit
Rully, pewaris Flavio & Boston--
Menilik Cerita Pabrik Sepatu Kulit Rumahan di Timur Jakarta
Siapasangka, sepatu kulit dengan desain kekinian, lahir dari gang perumahan kecil di timur Jakarta. Seperti apa ceritanya?
SEDARI pagi, para pekerja sudah mulai mengukur pola, memotong bahan kulit, melakukan pemasangan sol luar, hingga melakukan pengemasan.
Mereka juga jadi garda terdepan, saat pelanggan datang untuk menjajal langsung.
Sesekali, satu-dua kurir memarkir motor di halaman, mengambil pesanan yang perlu dikirim hari itu juga
Pabrik dari jenama sepatu kulit Flavio & Boston itu sudah berdiri sejak tahun 1970-an. Di tengah gempuran sepatu impor dan pabrikan, pabrik rumahan itu tetap bertahan.
Pemiliknya, Rully, menjadi pewaris Flavio & Boston dari ayahnya, yang dulu merupakan pengrajin kulit.
Rully mempertahankan pembuatan secara manual, karena ia meyakini, sepatu kulit akan nyaman dikenakan, jika dibuat langsung oleh tangan dengan melibatkan sentuhan hati.
Dari Medan, Sumatera Utara, mereka sempat pindah ke Bandung, Jawa Barat, sebelum akhirnya bermukim di Jakarta.
Sejak pelanggan berbondong-bondong memindahkan transaksi pembelian ke platform dagang daring, ia memfokuskan penjualan secara online.
Namun, di lantai dua pabriknya, toko kecil dibuka untuk siapa saja yang ingin datang langsung mencoba sepatunya.
Di sana, sepatu kulit dengan beragam model, ukuran, dan warna, dipajang berjajar. Rully akan melayani calon pembelinya secata langsung, hingga mereka menemukan model dan ukuran yang diinginkan.
Kalau pelanggan belum kunjung mendapatkan sepatu yang jadi tambatan hari, dan punya permintaan khusus, Rully mempersilakan mereka melakukan pre-order.