Anak-Anak di Dunia Menghadapi Krisis Terburuk pada 2024, Sebagai Akibat Perang yang Tak Terkendali
Ilustrasi - Kampanye damai perlindungan terhadap anak dari tindak kekerasan, eksploitasi, diskriminasi dan pelecehan seksual. --
NEWYORK, JAMBIEKSPRES.CO– Tahun 2024 diperkirakan menjadi salah satu periode paling gelap dalam sejarah bagi anak-anak yang terjebak dalam zona konflik di seluruh dunia.
Berdasarkan laporan terbaru UNICEF, dampak perang terhadap anak-anak tahun ini hampir mencapai tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya, baik dalam hal jumlah korban maupun keparahannya.
Menurut Direktur Eksekutif UNICEF, Catherine Russell, tahun ini merupakan salah satu yang paling buruk dalam sejarah organisasi tersebut, dengan jutaan anak terjebak dalam kekerasan dan ketidakpastian akibat perang. "Anak-anak yang lahir di tengah konflik lebih rentan terhadap kemiskinan ekstrem, kehilangan pendidikan, serta ancaman kesehatan yang mengerikan. Hal ini bukanlah situasi yang seharusnya diterima sebagai kenyataan baru," kata Russell.
Lebih dari 473 juta anak—lebih dari satu dari enam anak di dunia—terpaksa tumbuh dalam kondisi yang dilanda perang.
BACA JUGA:70 Persen Korban Jiwa di Gaza Wanita dan Anak-anak
BACA JUGA:Berdiri di Tanah Bekas Bar dan Room, Anak-anak Dapat Makan Malam Gratis
Angka ini menunjukkan peningkatan tajam dari dekade-dekade sebelumnya, dengan lebih banyak anak sekarang hidup di wilayah yang dihancurkan oleh konflik dibandingkan sebelumnya.
Sejak tahun 1990-an, proporsi anak-anak yang tinggal di zona konflik telah meningkat dua kali lipat, dari sekitar 10 persen menjadi hampir 19 persen saat ini.
Tragedi ini menunjukkan bahwa dunia sedang menghadapi krisis kemanusiaan yang lebih buruk dari sebelumnya, dengan pertempuran yang kini menyebar ke lebih banyak negara dan wilayah.
Data yang diperoleh PBB pada tahun 2023 mencatat adanya 32.990 pelanggaran berat terhadap anak-anak, termasuk pembunuhan dan cedera yang melibatkan anak-anak di Gaza dan Ukraina.
Tragedi ini melampaui jumlah korban pada tahun 2023, dan angka tersebut diperkirakan akan terus meningkat pada sembilan bulan pertama tahun 2024.
Anak-anak yang menjadi korban perang sering kali tidak hanya kehilangan nyawa mereka, tetapi juga masa depan mereka.
Pendidikan terhenti, gizi buruk menjadi ancaman besar, dan keluarga yang terpaksa mengungsi sering kali tidak dapat mengakses layanan dasar yang sangat dibutuhkan.
BACA JUGA:UNRWA Luncurkan Kampanye Vaksinasi Polio untuk Anak-Anak di Jalur Gaza
BACA JUGA:Anak-anak Temukan Granat di Sungai, Buatan Militer Jepang Tahun 1939
UNICEF menegaskan bahwa generasi anak-anak yang tumbuh di tengah perang tidak boleh dibiarkan begitu saja. Dunia harus bertindak segera untuk mengakhiri konflik yang merusak ini dan melindungi hak-hak anak.
Organisasi internasional ini juga menyerukan kepada semua pihak untuk meningkatkan upaya perlindungan dan pemulihan bagi anak-anak yang terdampak konflik di seluruh dunia. (*)